Luruskan Isu Papua di Forum PBB, Diplomat Muda Ini Banjir Pujian

Selasa, 29 September 2020

Silvany Austin

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- "ANDA bukanlah representasi dari orang Papua, dan berhentilah berfantasi untuk menjadi salah satunya.” Suara lantang itu di ucapkan Silvany Austin Pasaribu di Sidang Umum PBB yang digelar Sabtu (26/9).

Nada bicaranya tegas saat merespons tudingan bahwa Indonesia telah melakukan pelanggaran HAM di Papua yang dilontarkan PM Vanuatu, Bob Loughman. Tidak itu saja, dengan tenang dan tegas, Silvany juga menyebut Vanuatu memiliki obsesi yang berlebihan dan tidak sehat tentang bagaimana Indonesia harus bertindak atau memerintah negaranya sendiri.

Pernyataan politik yang disampaikan diplomat muda Indonesia itu menjawab tudingan pemimpin Vanuatu -negara kepulauan di Samudra Pasifik- yang selalu ‘mengganggu’ Indonesia di forum PBB dengan mengangkat isu Papua.

Ketangkasan diplomasi Silvany yang diutus mewakili pemerintah di forum internasional tersebut, rupanya menjadikan negara Vanuatu tidak mendapat simpatik dari banyak negara.

Tak lama, rekaman gaya Silvany saat menangkis dan berargumentasi menjawab tudingan PM Bob Loughman itu ramai jadi perbincangan di media sosial. Kata-kata yang tajam, rasional, dan cerdas dari Silvany mendapat simpatik dari khalayak.

Di forum yang terhormat itu, diplomat jebolan FISIP Departemen Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung ini lugas membalas dengan menyebut Vanuatu sengaja menggaungkan masalah HAM di Papua untuk mendukung separatisme.

Tidak itu saja, Silvany pun menguliahi PM Bob bahwa sejak 1945, Papua dan Papua Barat merupakan bagian dari Indonesia sebagai keputusan final dan tidak dapat diubah. “Prinsip-prinsip Piagam PBB yang jelas tidak dipahami Vanuatu ialah penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial,” timpal Silvany.

Akibat aksi beraninya dan mempermalukan PM Vanuatu di forum PBB itu, Silvany mendapatkan banyak pujian publik di Tanah Air di media sosial. “Ini baru anak muda yang mencintai bangsanya,” ujar seorang pegiat media sosial.

Serangan balik

Prinsip-prinsip diplomasi, yakni menjawab serangan lawan sekaligus membalasnya rupanya sudah fasih dikuasai Silvany yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Kedua Fungsi Ekonomi I Perutusan Tetap RI untuk PBB, New York, AS ini.

PM Bob harus menerima kenyataan negara nya disebut belum meratifi kasi konvensi internasional tentang penghapusan diskriminasi rasial dan menandatangani perjanjian internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya, justru ‘menceramahi’ Indonesia mengenai isu HAM di Papua.

“Kami menyerukan kepada pemerintah Vanuatu untuk memenuhi tanggung jawab hak asasi manusia Anda kepada rakyat Anda dan dunia. Jadi sebelum Anda melakukannya, mohon simpan khotbah Anda untuk diri Anda sendiri,” ujar pemilik gelar magister dari Universitas Sydney, Australia ini.

Serangan balik Silvany yang tak terduga itu membuat PM Bob Loughman dalam tangkapan monitor di forum itu tampak gelagapan. Sepertinya dia tidak menyangka diplomat muda Indonesia ini begitu berani dan tajam dalam menangkis tudingannya. (H-1). (tm)