Menkomaritim, Luhut Binsar Pandjaitan
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 yang telah memasuki tahapan pengujian akhir di beberapa negara akan segera masuk ke Indonesia. Menurut Luhut, vaksin tersebut ditargetkan tersedia awal Desember tahun ini.
"Vaksin pertama akan masuk ke Indonesia pada awal Desember, mudah-mudahan bisa lebih cepat," katanya, di acara pameran virtual Pernak Pernik Indonesia, 16 September.
Luhut mengaku, sebelumnya telah berbicara dengan pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) untuk meminta tambahan 20 juta dosis vaksin COVID-19 tahun ini bagi Indonesia.
"Kalau schedule ini bisa berjalan dengan baik, 30 juta vaksin sampai 40 juta pada tahun ini maka critical time kita dua bulan ke depan, setelah itu kuartal I tahun depan keadaan akan menjadi makin baik," ucapnya.
Menurut Luhut, dalam dua bulan mendatang protokol kesehatan harus terus diimplementasikan dengan baik agar menekan angka penularan wabah COVID-19 di dalam negeri.
Sebelumnya, pemerintah sudah menetapkan skema pendistribusian vaksin COVID-19 yang rencananya akan mulai diproduksi massal pada Desember-Januari 2021. Ada dua skema yang ditetapkan yaitu vaksin gratis dan berbayar.
Vaksin gratis diperuntukan bagi peserta BPJS Kesehatan. Sedangkan, vaksin berbayar atau mandiri untuk masyarakat berpenghasilan tinggi. Pemerintah telah memperkirakan besaran harga vaksin mandiri per satu orang.
Pemerintah membuka pintu bagi negara mana pun yang menemukan vaksin COVID-19. Berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris hingga China sedang menjalani uji klinis (clinical trial) vaksin COVID-19.
Tak hanya bekerjasama dengan Sinovac perusahaan farmasi asal China, pemerintah juga menjajaki kerja sama dengan Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) yang bekerjasama dengan perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartartomengatakan, harga vaksin asal China ini akan dibanderol sebesar 10 hingga 20 dolar Amerika Serikat (AS). Jika dihitung menggunakan kurs dolar Rp15.000, satu vaksin asal China berkisar antara Rp150.000 hingga Rp300.000.
Sementara, Airlangga menyatakan, harga vaksin yang dikembangkan oleh Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) dan Coalition for Epidemic Prepareness Inovation (CEPI) akan lebih murah.
Airlangga mengatakan, harga vaksin dari dua instansi itu akan dijual dengan sekitar 3 hingga 5 dolar AS atau Rp45.000 hingga Rp75.000.
"Melalui GAVI dan CEPI harga vaksin diperkirakan lebih rendah, 3 hingga 5 dolar AS. Sedangkan Sinovac antara 10 hingga 20 dolar AS," ucapnya, dalam acara 'Sarasehan Virtual 100 Ekonom', Selasa, 15 September.
GAVI CEPI ini adalah kegiatan multilateral berbagai lembaga dan negara untuk dapat vaksin sebagai public services. Karena itu, harga vaksin ini lebih murah.
Tak hanya itu, pemerintah juga berinisiatif memproduksi vaksin COVID-19 buatan anak bangsa, yakni vaksin merah putih. Rencananya, itu bakal disediakan memasuki kuartal III 2021 mendatang.(tm)