Ilustrasi: Antivirus
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Virus Corona diduga banyak ilmuwan berasal dari binatang sebelum menular ke manusia, kemungkinan adalah kelelawar. Kejadian semacam ini berpotensi terus menjadi ancaman di masa depan terkait beberapa alasan.
Itulah yang dikemukakan oleh profesor Sarah Gilbert yang memimpin pengembangan vaksin Corona di Oxford University. Menurut dia, aktivitas manusia mendorong meningkatnya ancaman virus dan risiko ini tak bakal menurun lantaran arus globalisasai terus terjadi.
"Kepadatan populasi yang lebih besar, travel lebih banyak, penebangan hutan, semua hal-hal itu membuat lebih cenderung wabah akan terjadi dan sesuatu akan menyebar," katanya seperti dikutip detikINET dari Sky News, Rabu (2/9/2020).
Infeksi zoonotic sendiri adalah penyakit yang disebabkan pathogen, misalnya bakteri atau virus, yang melompat dari binatang ke manusia."Karena apa yang terjadi di dunia ini, kita cenderung akan mengalami lagi wabah zoonotic dari binatang di masa depan," katanya lagi.
Virus Corona ditengarai berasal dari kelelawar dan melompat ke hewan perantara sebelum menjadi penyakit di manusia. Namun sejauh ini, belum ada bukti detail soal teori tersebut. Penyakit mematikan lain semacam Ebola atau SARS juga bermula dari hewan.
WHO mengestimasi bahwa 75% dari semua penyakit menular yang muncul asalnya dari binatang. Maka manusia harus selalu waspada.
Gilbert mengepalai pembuatan kandidat vaksin Corona dari Oxford yang dipandang salah satu yang paling menjanjikan dengan kolaborasi bersama AstraZeneca. Percobaan awalnya berhasil memunculkan respons imun dari tubuh relawan dan tidak menimbulkan efek samping parah.
Saat ini, vaksin bernama AZD1222 itu sudah memasuki uji coba tahap tiga yang melibatkan ribuan relawan dan sedang ditunggu hasilnya. Jika terbukti manjur melawan virus Corona dan aman bagi tubuh, mungkin sudah mulai dapat diberikan pada publik awal tahun depan.(tm)