Ungku Saliah
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Jika Anda berkunjung ke rumah makan Padang, atau ke tempat lain yang dimiliki oleh orang Minang, sering kali dijumpai foto seorang kakek berkopiah hitam dan berkalung sorban. Foto tersebut kerap dipajang di tembok, sehingga akan sangat mudah dilihat oleh orang lain.
Mungkin orang yang tak mengerti sosok kakek tersebut akan mengira bahwa orang yang ada di foto adalah salah satu kerabat pemilik warung. Padahal foto tersebut dipajang juga di banyak rumah makan Padang lain. Lalu, apakah mereka saling bersaudara?
Berdasarkan informasi yang diambil dari berbagai sumber, sosok kakek yang fotonya dipajang itu adalah orang Pariaman, Sumatera Barat. Kakek tersebut sangat dihormati oleh para perantau, terutama yang berasal dari Pariaman.
Pada dasarnya, para pemilik rumah makan atau toko yang memajang foto kakek tersebut tak memiliki hubungan darah dengan sang kakek, tapi punya hubungan emosional.
Nama si kakek itu adalah Syech Kiramatulla Ungku Saliah, atau kerap dikenal dengan sebutan Angku Saliah atau Ungku Saliah. Ungku Saliah adalah salah satu ulama besar yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman, khususnya Kecamatan VII Koto Sei Sarik.
Banyak yang mengatakan bahwa Ungku Saliah lahir sekitaran tahun 1887. Ia adalah ulama yang menekuni ajaran agama islam bermazhab Syafi’i. Nama Saliah sendiri didapat dari sang guru, saat ia belajar ilmu tarekat dari gurunya. Tidak hanya punya banyak murid dan pengikut yang banyak, Ungku Saliah juga punya kesaktian.
Berdasarkan cerita yang beredar, Ungku Saliah punya keistimewaan layaknya wali Allah lain. misalnya, ia sering menjadi perantara kesembuhan bagi masyarakat. Cara Ungku mengobati penyakit juga unik, ia hanya mengambil barang yang terlihat di matanya, lalu diberikan kepada si sakit. Barang yang ia ambil sebagai obat seperti daun, rumput, batu, atau barang lainnya. Meski terkesan sembarangan, benda-benda yang diberikan Ungku ternyata mampu mengantarkan si sakit kepada kesembuhan.
Tak hanya mengobati, Ungku juga disebut mampu memecah raga. Ia bisa menghadiri beberapa acara di tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Selain itu Ungku juga dikenang sebagai orang sakti penyelamat kampung halamannya.
Ungku Saliah kabarnya pernah menghalau banjir bah yang mengancam menghanyutkan desa. Untuk menyelamatkan desa tersebut, Ungku hanya melempar batu kerikil kecil ke arah air dan air bah tersebut seketika berbelok arah ke arah yang lebih aman.
Karena kesaktian dan kesalehannya itu para pengagum dan masyarakat Pariaman mensakralkan foto Ungku Saliah. Fotonya kerap dipajang di rumah makan Padang atau di warung-warung lain dengan harapan agar karomah Ungku Saliah bisa melancarkan rezeki mereka.
Ungku Saliah sendiri wafat pada 3 Agustus 1974 di Sungai Sariak, Pariaman. Hingga saat ini makam Ungku masih kerap dikunjungi oleh peziarah.
Saking seringnya ditemui foto Ungku Saliah, sebagian penggemar nasi Padang menganggap bahwa rumah makan Padang yang tak memajang foto Ungku Saliah kurang afdol. Meski begitu, legenda Ungku Saliah masih dipercaya hingga saat ini. (tm)