Ini Kata Mendagri Soal Kepala Daerah yang Tak Serius Tangani Corona

Senin, 10 Agustus 2020

Mendagri Tito Karnavian

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mempertanyakan keseriusan sejumlah kepala daerah dalam mengatasi penyebaran virus corona.

Hal ini disampaikan di hadapan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Tulang Bawang Winarti, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto dan politikus PDIP Maruarar Sirait.

"Pemerintah pusat all out sudah, sudah dibentuk Gugus Tugas, dibentuk komite sekarang Satgas, semua kekuatan pusat sudah dikeluarkan, anggaran, sumber daya, regulasi," ujarnya saat menjadi pembicara dalam agenda webinar Taruna Merah Putih yang disiarkan melalui Youtube, Minggu (9/8) malam.

Empat ukuran yang dimaksud adalah pertama mengenai kemauan dan kemampuan kepala daerah dalam menangani Covid-19. Menurut Tito, ada kepala daerah yang penanganannya serius tetapi masih kekurangan strategi dan anggaran."Tapi mesin daerah, saya sudah muter satu bulan ini, 16 provinsi, mohon maaf dengan segala hormat, mohon maaf Bu Khofifah, mohon maaf Bu Winarti, saya tak melihat kepada satu kepala daerah, saya melihat ada 4 kuadran kepala daerah," lanjutnya.

"Ada kepala daerah yang mau bersungguh-sungguh untuk tangani Covid-19 dan dampak ekonominya serius, tapi kemampuan kurang; kemampuan tentang konsep-strategi. Karena untuk bisa membuat strategi harus mengerti betul apa itu Covid-19, gimana cara mematikan dan seterusnya," katanya.

"Ada lagi kuadran kedua, kemampuan punya, pengetahuan cukup, anggaran fiskal ada, didukung lagi sama pusat, tapi mungkin keseriusan kurang. Ada, saya enggak sebutkan, keseriusannya cari aman. Dan itu enggak akan maksimal di daerah, itu akan terjadi penyebaran," tuturnya.Selain itu, mantan Kapolri ini juga menemukan kepala daerah yang memiliki konsep ataupun strategi menangani Covid-19 dengan baik. Namun, lanjut dia, keseriusannya kurang dan dipertanyakan.

Lebih lanjut ia juga menemukan kepala daerah yang tidak bersungguh-sungguh dalam menangani penularan Covid-19 di daerahnya. Hal tersebut, ungkap dia, ditambah pula dengan minimnya anggaran.

"Yang paling buruk ada kepala daerah, sudah enggak ada fiskal baik, pengetahuan dan konsep penanganan Covid-19 dan dampak sosial ekonomi daerah enggak memiliki konsep, setelah itu tidak sungguh-sungguh. Ini pasti akan berantakan daerah itu," imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa ajang Pilkada 2020 menjadi momentum penting bagi kepala daerah untuk unjuk gigi terkait penanganan Covid-19.Berdasarkan hal di atas, Tito meminta kepada seluruh kepala daerah untuk bisa bekerja keras. Hal tersebut, terang dia, semata-mata dengan maksud agar mesin pemerintahan daerah bergerak optimal dalam penanganan Covid-19.

"Kepala daerah kita harus buat mampu dan harus kita buat mau. Harus mau dan mampu, baru mesin daerah bergerak. Nah, maka ini [Pilkada 2020] jadi momentum yang luar biasa penting untuk memutar, mendorong mesin pemerintah bergerak dalam menangani Covid-19," pungkasnya.(tm)