Ledakan di Beirut
TRANSKEPRI.COM.BEIRUT- Ahmed Yassine sedang memacu mobilnya di jalanan Kota Beirut, sebelum sebuah ledakan dahsyat mengguncang Beirut pada Selasa (4/8) sore. Dia berada dalam perjalanan pulang ke rumah usai bekerja.
Tak lama kemudian, Yassine melihat ledakan besar yang diikuti kabut asap yang menutupi pandangan. Produser senior di Alaraby TV itu pun ikut tersentak.
"Mobil saya terlempar, saya melihat orang-orang terbang," katanya kepada CTV News Channel pada Rabu (5/8).
"Toko, apartemen, rumah, semuanya jatuh. Orang-orang berteriak, berlari," sambung dia.
Dalam cuplikan video yang diposting ke media sosial menunjukkan momen mengejutkan yang melanda ledakan kedua, hanya beberapa menit setelah ledakan pertama.
Gumpalan asap yang menjulang sudah naik ke langit dari pelabuhan diikuti awan merah dari ledakan kedua, yang memicu gelombang kejut dan menyapu jendela sejauh beberapa kilometer.
Jumlah pasti korban ledakan belum diketahui, tetapi para pejabat mengatakan lebih dari 70 orang tewas dan lebih dari 3.000 terluka. Beberapa jam setelah ledakan, ambulans masih mengangkut korban luka.
Ledakan itu bisa didengar dan dirasakan di Siprus, yang berjarak lebih dari 200 kilometer dari lokasi kejadian.
Yassine mengatakan dia berada sekitar 4 kilometer dari radius ledakan ketika insiden itu terjadi, tetapi untungnya, dia lolos dari bahaya. Apa yang tidak bisa dia hindari adalah kengerian situasi.
"Gelas, batu, bangunan retak. Benar-benar menakutkan," kenang dia.
Warga lainnya, Nada Hamza, bahkan hanya berjarak satu kilometer dari ledakan ketika suara yang ditimbulkan bergema di seluruh kota.
"Saya berada di jalan tepat di belakang pelabuhan Beirut," tutur Nada kepada CTV News Channel melalui sambungan telepon.
Seperti Yassine, Nada ada di dalam mobilnya ketika dia mendengar suara peringatan pertama dari kehancuran yang akan datang.
Pada awalnya, dia pikir dia mendengar bom, karenanya dia menurunkan kaca jendela untuk bertanya kepada orang lain di jalan mengenai apa yang terjadi.
"Pada awalnya berpikir bahwa mungkin para pemrotes melakukan perkelahian atau bentrok dengan pemerintah," ujar Nada.
Lalu suara itu berubah terdengar seperti pesawat terbang, yang membuat warga di sekitarnya khawatir itu serangan dari Israel. Sebab, akhir-akhir ini ada ketegangan meningkat antara Libanon dan Israel.
"Dan kemudian kita melihat asap, kita melihat api, kita mendengar ledakan," kata Nada.
Nada pun segera meninggalkan kendaraannya, untuk lari dan bersembunyi di sebuah gedung. "Saya benar-benar bingung dan takut. Jalan itu hampir hancur," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Keamanan Umum Libanon, Abbas Ibrahim, mengatakan bahwa ledakan itu diperkirakan disebabkan oleh bahan peledak yang telah disita oleh sebuah kapal, dan telah disimpan di pelabuhan selama beberapa waktu. Saluran televisi lokal LBC mengatakan bahan itu adalah natrium nitrat.(tm)