Ilustrasi Mesir
TRANSKEPRI.COM.MESIR- Perayaan Idul Adha di Mesir lebih ramai dan meriah jika dibandingkan dengan Idul Fitri. Idul Adha disebut juga Idul Kabir (hari raya besar)
Menurut surat kabar Al Ahram, Perdana Menteri Mesir mengumumkan 5 hari libur Idul Adha mulai Kamis (30/7) hingga Senin (3/8). Di masa liburan selama 5lima hari tersebut, gaji akan tetap dihitung.
Mahasiswa Al Azhar Kairo asal Indonesia, Abdul Fatah Amrullah, merasakan perbedaan yang kontras dari sisi perayaan Idul Adha di Mesir. Jika di Indonesia Idul Fitri cenderung lebih meriah dengan tradisi mudik dan baju baru, di Mesir justru kebalikannya.
Idul Adha ini bagi orang Arab berbeda dengan Idul Fitri dari sisi seremonial, mereka menganggap Idul Adha ini lebih wah dari idul Fitri," kata salah satu Mahasiswa Al Azhar, Kairo, Abdul Fatah Amrullah.
Secara umum, Idul Adha dirayakan dengan shalat Ied dan penyembelihan hewan kurban. Tapi ada beberapa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Mesir, bahkan sebagian mereka masih menganut budaya era Firaun.
Tradisi-tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Mesir, di antaranya ziarah qubur, mengunjungi rumah karib kerabat dan memberikan uang kepada anak-anak seperti yang biasa dilakukan orang Indonesia saat Idul Fitri, makan bersama serta menyediakan jamuan makanan khas kepada tamu.
Menurut penduduk Mesir, ada alasan mengapa menyebut Idul Adha sebagai Idul Kabir. Saat Idul Adha semua umat islam bisa merasakan hewan kurban, tanpa memandang kemampuan seseorang.
"Saya penasaran kenapa dikatakan Idul Adha sebagai Idul Kabir ya, di sini ada yg bilang karena semua orang bisa menikmati hal yg sama yaitu daging kurban, karena tidak semua orang mampu membelinya terutama org yg miskin," kata Fattah.
Sementara itu, dalam pelaksanaan shalat ied, sama seperti di Indonesia yaitu dilakukan di masjid dan di lapangan. Tergantung di mana daerah dan tempat pelaksanaan shalat.
"Untuk shalat di lapangan sendiri tergantung lingkungan atau daerah sepertinya, di tempat saya masih di masjid, di Masjid Al-Azhar, Rahman Rahim, Sultan Hasan Ali Basa," kata Fattah.
"Di daerah Madinah Naser, itu ada Pasar Mobil yg luasnya lumayan dan memang di situ mesjid yg besar memang minim, jadi setiap lebaran shalatnya di lapangan," tuturnya.(007)