Kisah Bandar Narkoba Freddy Budiman yang Tobat di Akhir Hayatnya

Jumat, 24 Juli 2020

Freddy Budiman

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Perjalanan bandar narkoba Freddy Budiman akhirnya berakhir setelah dieksekusi di Pulau Nusakambangan, Jumat 29 Juli 2016 dini hari. Tak hanya dirinya, sejumlah terpidana mati lainnya seperti Gajetan Acena Seck Osmane (Afrika Selatan), Humprey Ejike dan Michael Titus Igweh (Nigeria), juga ikut menjemput ajal di hadapan regu tembak.

Namun, ada sebuah kisah menarik yang menyertai Freddy selama dirinya menjadi tahanan di LP Cipinang. Dimulai dari usaha dirinya untuk bertobat, memperbanyak ibadah, hingga kematiannya usai dieksekusi yang menggetarkan. Hal ini dikisahkan oleh ustaz Fatih Karim yang menyaksikan fenomena.

Dalam video ceramah yang dikutip dari channel YouTube Khutbah Muslim, Ustaz Fatih Karim mengisahkan bahwa jenazah Freddy terasa ringan saat dipindahkan ke keranda usai dieksekusi oleh regu tembak. Informasi ini didapatkannya dari seorang sipir penjara yang saat itu berada di sana.

Menurut rohaniawan Hasan Makarim yang mendampingi Freddy, mantan bandar narkoba itu sempat meneriakkan kalimat takbir saat detik-detik peluru menembus tubuhnya.

Kisah lainnya yang membuat takjub Ustaz Fatih Karim adalah saat melihat foto jenazah Freddy yang dikirimkan pada dirinya. Gambar yang diambil oleh rekannya yang merupakan sipir penjara tersebut, membuat dirinya takjub. Terutama melihat wajah Freddy yang tersenyum.

“Begitu difoto sama teman saya tadi, sipir penjara, cekrek, ‘Ustaz doakan Ustaz, wajahnya mas Freddy’. Dikirim, Ya Allah saya itu nangis, senyum mas, senyum. Di keningnya ada keringat sebulir-bulir jagung. Seperti kata Rasulullah SAW, seorang yang khusnul khotimah,” ungkap Ustaz Fatih.

Kisah pertobatan Freddy bermula saat dirinya mengikuti pengajian Ustaz Fatih Karim yang pada saat itu mengisi ceramah di dalam penjara. Dari sana, ia pertama kali melihat sosok berjenggot dan bergamis putih tengah menangis tersedu-sedu saat dirinya bertausiyah. Sedari awal hingga akhir acara, Ustaz Fatih Karim memperhatikan Freddy yang mengikuti acara pengajiannya,

Selama di penjara, Freddey diketahui telah banyak berubah. Terutama dari sisi religiusnya. Selain beribadah seperti salat, ia juga diketahui telah beberapa khatam membaca Al-Qur’an. Saat hendak dieksekusi, Freddy mengajukan permohonan agar diberi izin mengucap kalimat tahlil serta dibuka penutup matanya saat eksekusi mati. Hal tersebut menjadi permintaan terakhir sekaligus penutup kisahnya di dunia.

Sepak terjang Freddy Budiman memang menggemparkan masyarakat lantaran aksinya menyelundupkan 1.412.476 butir ekstasi dari Cina ke Indonesia. Meski telah ditahan dan divonis mati, Freddy tak kapok menjalankan bisnis haram tersebut dari balik penjara dengan bantuan jaringannya yang sangat kuat. Tak heran jika dirinya dijuluki sebagai bandar narkoba kelas kakap di Indonesia.

Pada hakikatnya, tak ada manusia yang ingin terus menerus hidup bergelimang dosa. Suatu saat mereka pasti ingin berubah menjadi lebih baik. Tentu dengan cara masing-masing yang telah digariskan oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Seperti kisah Freddy di atas, alangkah beruntung dirinya masih diberi kesempatan untuk berubah dan berpulang dalam keadaan bertobat. Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua.(tm)