Presiden Jokowi bersama sang putra, Gibran yang maju di pilkada Solo
TRANSKEPRI.COM.SOLO- Bakal paslon Pilwalkot Solo dari PDIP, Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa kemungkinan besar bakal berhadapan dengan kotak kosong.
Selain karena dominasi PDIP di Solo yang kuat, partai-partai di DPRD setempat pun sebagian besar merapat ke kubu Gibran.
Secara historis, Kota Solo sendiri dikenal sebagai kandang Banteng--julukan untuk PDIP.
Sejak Pemilihan Umum 1999, PDIP konsisten menduduki posisi pertama. Perolehan suara partai asuhan Megawati Soekarnoputri itu pun terus meningkat setiap Pemilu.
Terakhir, di Pemilu 2019, PDIP berhasil menduduki 30 dari 45 kursi DPRD Solo. Partai-partai lain harus rela berbagi 15 kursi yang disisakan PDIP. Lima kursi untuk PKS, satu kursi untuk PSI, lalu masing-masing tiga kursi untuk Gerindra, PAN, dan Golkar.
Bahkan belakangan partai-partai mulai mendeklarasikan bergabung dengan PDIP mengusung Gibran-Teguh.Dengan konstelasi politik tersebut, sulit bagi partai lain untuk mengusung calonnya sendiri. Pasalnya, partai pengusung disyaratkan menguasai minimal 9 kursi di DPRD.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyatakan pihaknya masih berproses terkait Pilkada Kota Solo. Dia pun menyatakan tak sehat bagi demokrasi andai Gibran-Teguh jadi calon tunggal alias lawan kotak kosong.
"Masih proses [soal pencalonan]... Tidak sehat kalau tidak ada lawan," jawab Mardani lewat layanan pesan, Jumat (17/7).
Setali tiga uang, terpisah, Ketua DPD PKS Solo Abdul Ghofar Ismail mengatakan andai Gibran-Teguh melawan kotak kosong menjadi penanda buruk bagi kondisi demokrasi di kota Solo.
"Sejak awal kita pengennya sebagai pemenang kedua [pemilu 2019 di Solo] kita pengennya melawan. Artinya, istilahnya kita di Solo jangan sampai demokrasinya dengan kotak kosong. Ngisin-ngisini," kata dia yang mengatakan politik masih cair meskipun kemungkinan parpol-parpol lain merapat ke Gibran-Teguh.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan pihaknya merupakan parpol pertama yang menyatakan mendukung pencalonan Gibran di Pilkada Solo. Andai Gibran-Teguh nanti melawan kotak kosong, Doli membantah itu sebagai tanda Pilkada Kota Solo tidak berjalan demokratis.
"Kalau yang maju terbatas cuma satu orang, yang lain merasa dia tidak punya kemampuan, kapasitas, [dan] keberanian untuk maju tidak bisa disalahkan juga akhirnya di situ cuma satu calon," ucap Doli kepada CNNIndonesia.com, Jumat.
"Jadi, tidak serta merta kalau calon tunggal tidak demokratis atau misalnya katakanlah ya masalah," imbuhnya.
"Soal dukungan nanti akan diumumkan serentak, bukan hanya Pilkada Solo," imbuhnya soal peluang mendukung Gibran di Pilkada Solo.
"Kami hanya mengakomodir, begitu kan, usulan dari bawah [DPC, DPD]. Baru kemudian bila ada hal-hal lain, baik hitungan politisnya, akan diselesaikan di badan seleksi Pilkada DPP," ujar Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad lewat pesan suara.Di samping Golkar, Gerindra dan PSI pun sudah menyatakan dukungan terhadap Gibran untuk Pilkada Kota Solo 2020.
Terkini, PAN pun merapat ke kubu Gibran setelah putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tersebut diumumkan DPP PDIP untuk maju di kota Solo.
"Menindaklanjuti kondisi Pilkada Surakarta, saya dapat perintah dari DPP supaya mengusung saudara Gibran sebagai cawali solo dan saudara Teguh sebagai cawawali Solo untuk 2020," kata Ketua DPD PAN Solo, Achmad Sapari, Jumat.
Sekretaris DPW PAN Jawa Tengah Umar Hasyim mengakui pihaknya prihatin bila calon tunggal terjadi di Pilkada Kota Solo. Namun, pihaknya juga tidak bisa berbuat banyak karena semua berdasarkan instruksi DPP PAN.
Umar mengakui pihaknya sempat pula berkomunikasi dengan PKS untuk Pilkada Kota Solo. Namun, Umar menuturkan, koalisi antara PAN dan PKS tidak akan bisa mencalonkan paslon sendiri di Pilwalkot Solo karena tidak memenuhi syarat minimal jumlah kursi.
"[Ke] PKS sudah komunikasi, tapi kalau PAN dengan PKS kurang satu. Itu yang memang agak sulit secara aturan atau regulasi, sementara partai lain sudah merapat ke sana," tuturnya.
Sesuai aturan, pasangan independen harus mendapat dukungan 35.700 warga Solo untuk memenuhi syarat pencalonan. Padahal BaJo baru menyerahkan 35.142 KTP dukungan.Di lain pihak, pasangan calon independen, Bagyo Wahyono - FX Supardjo (BaJo) masih menghadapi kendala di proses verifikasi faktual dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo.
Ketua KPU Solo, Nurul Sutarti mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan verifikasi faktual dukungan untuk pasangan BaJo. Hasil sementara agaknya kurang menguntungkan bagi pasangan itu.
"Hasil sementara di kelurahan-kelurahan, yang memenuhi syarat baru 28.629. Ini prosesnya masih berlangsung," katanya saat dihubungi melalui telepon.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP, FX Hadi Rudyatmo mengatakan partainya akan bekerja keras merebut kemenangan di Pilkada 2020 siapa pun yang harus dihadapi nantinya. Ia tak mempermasalahkan apakah akan melawan calon independen atau kotak kosong.
"Kalau saya tidak akan mengatakan mana yang lebih mudah mana yang lebih sulit. Semua kita tetap kerja keras untuk memastikan kemenangan pasangan Gibran - Teguh," katanya.(tm)