Etty binti Toyib saat berbincang dengan Menaker Ida Fauziyah
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA Inilah sosok Etty bin Toyib wanita asal Majalengka yang lolos dari hukuman mati di Arab Saudi.
Bukan perkara gampang bagi Etty untuk bisa lolos dari hukaman mati tersebut.
Keluarganya harus membayar sejumlah uang sebagai ganti bagi keluarga korban. Jumlahnya juga cukup fantastis, yakni Rp 15 miliar lebih.
Beruntung uang tersebut bisa terkumpulkan hingga membebaskan Etty dari hukuman mati tersebut
Ettyt tiba di Bandara Soekarno-Hatta hari ini, Senin (6/7/2020) sekitar pukul 16.05 WIB.
"Pukul 16.50 menggunakan pesawat Saudia SV 818 dari Jeddah," ujar Kasat Reskrim Polres Bandara Soetta Alexander Yurikho saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat.
Etty tiba bersama 230 Warga Negara Indonesia dan Pekerja Migran Indonesia lainnya dari luar negeri dengan jumlah 230 orang.
Kedatangan Etty disambut langsung oleh Menteri Tenagakerja Ida Fauziyah.
Dalam akun instagramnya, Ida Fauziyah terlihat berbincang dengan Etty yang baru saja tiba di Terminal 3 kedatangan VVIP.
"Etty Toyib adalah Pekerja Migran Indonesia asal Majalengka yang berhasil diselamatkan pemerintah Indonesia dari hukuman mati yang dijatuhkan pemerintah Arab Saudi," tutur Ida dalam akun instagramnya.
Ida mengatakan, kepulangan Etty bisa menjadi semangat Kemnaker untuk menyelamatkan TKI di luar negeri yang sedang terjerat hukum seperti Etty.
"Semoga kepulangan ibu Etty ini bisa menjadi penyemangat bagi kami dalam melindungi pekerja-pekerja migran asal Indonesia di luar negeri," tutur Ida.
Etty lolos dari hukuman mati setelah membayar tebusan ke Pemerintah Arab Saudi sebanyak 4 juta riyal atau setara Rp 15,5 miliar rupiah.
Diketahui Etty sudah mendekam di penjara selama kurang lebih 18 tahun dan berhasil bebas setelah Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh bernegosiasi untuk menukar tebusan Rp 15,5 miliar dengan membebaskan Etty.
Uang tebusan tersebut terkumpul dari beragam unsur masyarakat termasuk Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah yang dikelola Nahdlatul Ulama sebesar Rp 12,5 miliar atau 80 persen dari jumlah tebusan.
Sumbangan juga didapat dari kalangan pengusaha, birokrat, politisi, akaemisi dan masyarakat Jawa Barat dan komunitas filantropi yang dikumpulkan selama kurang lebih 7 bulan.
Sambutan Keluarga
Keluaga dari Eti binti Toyib, Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kabupaten Majalengka akhirnya dapat bernafas lega.
Pasalnya, wanita bernama lengkap Eti Rohaeti itu akan datang dari Arab Saudi, negara tempat dirinya bekerja.
Eti binti Toyib diketahui kini sudah berada di Jakarta dan secepatnya akan pulang ke kampung halaman di Desa Cidadap, Kecamatan Cingambul, Kabupaten Majalengka.
Kepala Desa Cidadap, Suntono menjelaskan, pihak keluarga sudah menunggu kedatangan sosok yang meninggalkan rumah 20 tahun lalu itu.
Bahkan, ketika mendengar kabar kepulangan Eti, tak henti-hentinya pihak keluarga mendoakan keselamatan Eti selama melakukan perjalanan pulang.
"Sambutan keluarga sangat terharu, ketika mendengar kabar mereka akan pulang, karena selama 20 tahun mereka merindukannya," ujar Suntono kepada Tribuncirebon.com, Senin (6/7/202).
Menurut keterangan pihak keluarga, jelas Suntono, kepulangan anak dari Toyib Anwar ini berkat doa yang terus mereka panjatkan.
Selama 20 tahun, pihak keluarga mendoakan akan informasi kepulangan Eti.
"Alhamdulilah sekarang doa mereka dikabulkan bisa dipertemukan kembali walaupun belum sampai ke rumah, keluarga sudah tidak sabar menanti kedatanganya," ucapnya.
Suntono menambahkan, menurut kabar terbaru yang ia dapat, kepulangan Eti akan terjadi pada hari Rabu atau Kamis (8-9/7/2020) mendatang.
Nantinya, momen kedatangan Eti Rohaeti akan disambut langsung oleh Bupati Majalengka.
"Informasi dari Pak Camat hari rabu atau kamis, insyaAllah akan disambut oleh Bapak Bupati," jelas dia.
Warga desa Cidadap siap sambut Eti binti Toyib
Pemerintah Desa (Pemdes) Cidadap, Kecamatan Cingambul, Kabupaten Majalengka siap menyambut kedatangan Eti binti Toyib atau yang bernama asli Eti Rohaeti yang datang dari Arab Saudi sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Setelah, Kepala Desa Cidadap, Suntono membenarkan bahwa Eti bin Toyib merupakan salah satu warganya.
"Iya warga Cidadap," ujar Suntono melalui pesan singkat, Senin (6/7/2020).
Untuk menyambut kedatangannya, jelas dia, pihak Pemdes akan mempusatkan di Kantor Balai Desa setempat.
Hal itu bertujuan, agar masyarakat desa setempat mengetahui kepulangan Eti binti Toyib dari Arab Saudi.
"Kami siap menyambut warga kami. Keinginan kami Pemdes dalam penyambutan untuk dilaksanakan di Kantor Balai Desa, supaya warga lebih tahu bahwa sodari Eti sudah pulang ke kampung halaman," ucapnya.
Namun, sambung Suntono, pihaknya kini masih menunggu kepastian akan datangnya Eti yang lolos dari hukuman mati di Arab Saudi berkat tebusan 4 juta riyal atau Rp 15,5 miliar.
Yang jelas, menurutnya, saat ini Eti sudah berada di Jakarta yang mana telah tiba di Bandara Soekarno Hatta pada pukul 16.00 WIB tadi.
"Belum ada komfirmasi lagi, belum ada kepastian datangnya. Tapi yang jelas orangnya sudah ada di jakarta, kami masih menunggu imformasi selanjutnya," jelas dia.
Diketahui Eti binti Toyib merupakan PMI yang bekerja di Kota Taif, Arab Saudi asal Majalengka, Jawa Barat yang lolos dari hukuman mati di Arab Saudi berkat tebusan 4 juta riyal atau Rp 15,5 miliar.
Pada tahun 2001, Eti didakwa menjadi penyebab meninggalnya sang majikan, Faisal Al-Ghamdi dengan tuduhan meracuni sang majikan.
Beruntung, setelah ditawar dan dilakukan berbagai pendekatan, akhirnya ahli warisnya bersedia memaafkan dengan diyat sebesar 4 juta riyal Saudi atau Rp 15,2 miliar.
Bebas dari Hukuman mati
Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi, Eti binti Toyyib asal Majalengka akhirnya bisa bernafas lega.
Jika tak ada halangan, Eti binti Toyyib kembali di Indonesia hari ini.
Tahun 2001 lalu, Eti binti Toyyib jadi perbincangan karena terbukti membunuh majikan di Arab Saudi dan divonis hukuman mati.
Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Majalengka, Jawa Barat, Eti binti Toyyibb yang telah bebas dari hukuman mati di Arab Saudi akan segera pulang ke Tanah Air.
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegabriel mengatakan, Eti dijadwalkan tiba di Jakarta pada Senin (6/7/2020) pukul 16.05 WIB.
" Etti binti Toyyib Anwar, WNI asal Majalengka yang selamat dari hukuman mati dijadwalkan akan tiba di Jakarta sore ini pukul 16.05," kata Agus melalui keterangan tertulis, Senin (6/7/2020).
Demi mempercepat proses pemulangan Eti binti Toyyibb, Agus Maftuh menemui penasehat Raja Salman bin Abdul Aziz Al-saud yakni Pangeran Khalid al-Faisal Al Saud yang juga menjabat Gubernur Mekkah.
Pertemuan itu dilakukan pada Senin 10 Februari 2020, didampingi Koordinator Perlindungan WNI KBRI Riyadh, Raden Arief dan atase hukum Rinaldi Umar.
Pertemuan berlangsung di kantor Pangeran Khalid al-Faisal di Jeddah.
Agus mengatakan, Eti binti Toyib bebas dari hukuman mati setelah didakwa membunuh majikannya Faisal al-Ghamdi pada 2001 lalu.
Ia bebas setelah membayar diyat tebusan 4 juta riyal atau Rp 15,5 miliar dan menjalani hukuman penjara 20 tahun. Uang diyat tebusan juga sudah disampaikan ke keluarga korban tepatnya satu tahun yang lalu.
"Delapan belas tahun berikutnya dengan melewati negosiasi yang panjang dan alot, keluarga majikan bersedia memaafkan dengan meminta diyat tebusan," ujarnya.
Agus menjelaskan, uang diyat tersebut didapati dari sumbangan dari berbagai pihak di Indonesia.
Di antaranya, Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) yang telah memberikan sumbangan sebesar Rp 12,5 milyar atau 80 persen dari jumlah diyat tebusan.
Serta pihak lain dermawan santri, kalangan pengusaha, birokrat, politisi, akademisi, masyarakat Jawa Barat dan komunitas filantropi.
Dana dikumpulkan selama 7 bulan. Ia pun mengapresiasi semua penyumbang uang diyat tersebut.
Anggota Fraksi PKB DPR RI, Andi Muawiyah Ramly, mengatakan proses pembebasan Etti binti Toyyib tak dilakukan sekejap.
"Prosesnya bertahun-tahun dan Ketua Umum DPP PKB (Muhaimin Iskandar) tak henti-hentinya meminta kasus ini dikawal terus sampai selesai," kata Andi Muawiyah Ramly. (tm)