TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Arab Saudi memutuskan pelaksanaan ibadah haji tahun 2020 secara terbatas. Jumlahnya hanya 1.000 demi pencegahan penyebaran virus corona.
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mendukung keputusan Pemerintah Arab Saudi yang mengizinkan pelaksanaan ibadah haji 2020 terbatas tahun ini.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom mengakui, keputusan membatasi jumlah jamaah haji 2020 hanya 1.000 adalah pilihan berat bagi umat Islam dan pemerintah Arab Saudi. Sebab biasanya setiap tahun tak kurang dari 2,5 juta umat Islam melaksanakan ibadah haji ke Makkah dan Madinah.
Adhanom berharap keputusan Arab Saudi membatasi jamaah haji 2020 bisa dicontoh negara lain, bahwa mengutamakan kesehatan masyarakatnya saat pandemi COVID-19 ini sangat penting. "Kami memahami bahwa itu bukan keputusan yang mudah untuk dibuat dan kami juga memahami itu adalah kekecewaan besar bagi banyak Muslim yang berharap melaksanakan ibadah tahun ini. Ini menjadi contoh lain pilihan yang sulit di mana semua negara harus mengutamakan kesehatan," kata dia dikutip dari Arab News, Kamis (25/6/2020).
Tedros Adhanom mengaku mulai khawatir ketika negara-negara lain mulai mengizinkan lagi pertemuan masyarakat dan ekonomi di tengah pandemi virus corona. Terutama, pertemuan besar, seperti ibadah Haji.
"Ketika beberapa negara mulai membuka kembali masyarakat dan ekonomi mereka, pertanyaan bagaimana mengadakan pertemuan sejumlah besar orang dengan aman telah menjadi semakin penting. Ini terutama berlaku untuk salah satu pertemuan massa terbesar di dunia, ibadah tahunan haji," kata Adhanom.
Namun, menurut Adhanom setiap keputusan yang diambil, pasti diambil berdasarkan risiko dan analisis, guna melindungi keselamatan para jemaah. Sebagai informasi, pengumuman ibadah haji 2020 terbatas ini dilakukan pada Senin (22/6) waktu setempat oleh Kementerian Urusan Haji dan Umroh Saudi. Pelaksanaannya pun dilakukan dengan protokol kesehatan COVID-19.(007)