KRI Slamet Riyadi (atas) dan KRI Bung Tomo yang dikirim TNI ke perairan Natuna menyikapi ketegangan China dan AS di Laut China Selatan
TRANSKEPRI.COM.RANAI- Indonesia mengerahkan empat kapal perang KRI jenis Fregat dan Korvet di perairan Natuna sepanjang wilayah Indonesia. Kapal-kapal ini digunakan untuk patroli rutin sebagai antisipasi potensi konflik di Laut China Selatan.
CNNIndonesia.com mendapat informasi empat kapal yang dikerahkan adalah KRI Bung Tomo, KRI Slamet Riyadi, KRI Wiratno, dan KRI Bontang. Berikut lima fakta soal keempat kapal tersebut.
TNI AL mengerahkan satu kapal fregat untuk melakukan patroli di perairan Natuna. KRI Slamet Riyadi merupakan kapal fregat kelas Ahmad Yani.
Indonesia juga turut mengerahkan dua kapal korvet. KRI Bung Tomo merupakan kapal korvet kelas Bung Tomo. Kapal fregat kedua adalah KRI Wiratno yang masuk kelas Parchim.
Indonesia juga mengerahkan kapal tanker KRI Bontang untuk mendukung ketiga kapal yang akan berpatroli tanpa harus kembali ke pangkalan untuk mengisi bahan bakar.
Dilansir dari Millitary Today, kapal korvet Bung Tomo memiliki persenjataan 1 x 76 mm dual-purpose gun, 2 x 30 mm anti-aircraft guns, 8 x launch tubes for Exocet AShM, 16-cell VLS for Seawolf SAM, 2 x triple-tube 324 mm torpedo launchers; Mk.46 torpedoes.
Sementara itu, kapal korvet kelas Parchim Wiratno memiliki persenjataan 1 x twin 57 mm gun AK-725, 1 x twin 30 mm gun AK-230, 2 x SA-N-5 MANPAD SAM, 2 x RBU-6000, 4 x 400 mm torpedo tubes.
Kapal Fregat kelas Ahmad Yani, KRI Slamet Riyadi merupakan kapal yang dibangun Belanda pada 1967 sampai 1968. Kemudian pada 1987 dibeli oleh Indonesia.
Kelas Ahmad Yani sendiri dikenal sebagai Van Speijk saat masih bertugas di AL Belanda.
Pada 2012, Indonesia memutuskan untuk membeli tiga kapal kelas Nahkoda Ragam. Nama kelas kapal diubah menjadi kelas Bung Tomo, tiga kapal yang dibeli adalah KRI Bung Tomo, KRI John Lie, dan KRI Usman-Harun. Ketiga kapal ditugaskan pada 2014.
KRI Wiratno merupakan kapal kelas Parchim yang dibeli dari Jerman Timur setelah penyatuan kembali negara Jerman pada 1993. Korvet ini pernah digunakan oleh Angkatan Laut Jermam Timur (Volkmarine).
KRI Bontang diproduksi PT. Batamec Shipyard menjadi salah satu kapal tanker terbesar kedua produksi nasional Dengan adanya KRI Bontang-907 maka kapal-kapal TNI Angkatan Laut yang sedang beroperasi dan tetap berada dilaut tanpa harus kembali kepangkalan untuk mengisi bahan bakar dan mengangkut kebutuhan lainnya.
Dikutip dari situs TNI, kapal ini masuk jajaran Satuan Kapal Bantu Koarmada 1. Kapal memiliki panjang125,5 meter dengan tinggi 30 meter dengan kapasitas minyak 5.500 m3.
Kecepatan maksimal dapat mencapai 18 knots, dan sanggup berlayar selama 30 hari non stop dengan membawa 109 orang awak. (tm)