Kadis Sosial TPI, Amrialis
TRANSKEPRI.COM.TANJUNGPINANG - Pasca serangan pandemi virus Corona, angka kemiskinan atau kurang mampu di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepualaum Riau (Kepri) diprediksi mengalami peningkatan hingga 100 persen lebih.
“Kami memprediksi jumlah angka masyarakat miskin atau kurang mampu akan naik 100 persen lebih dari data sebelumnya,” ujar Kepala Amrialis, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Tanjungpinang, Rabu (18/6/20).
Amrialis menuturkan, Angka kemiskinan secara nasional berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kementerian Sosial (Kemensos) di tahun 2019 Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Tanjungpinang berjumlah 11.501 Kepala Keluarga (KK). Untuk saat ini validasi data angka kemiskinan di Tanjungpinang sebanyak 35.090 KK.Namun, hingga pihaknya masih melakukan pendataan dengan berkoordinasi ditingkat RT, RW dan Kelurahan dan terus melakukan verifikasi data.
“Dari 11 ribu data yang ada secara nasional yang sudah disahkan Kemensos di prediksi akan bertambah. Kalau sekarang 11 ribu lebih dan bisa jadi kedepan mencapai 20 ribu atau bahkan lebih. Kita berharap mudah-mudahan jangan sampai sebayak itu," harap Amrialis.
Menurut Amrialis, dampak dari covid saat ini menyasar pertumbuhan stabilitas ekonomi di Tanjungpinang, "untuk saat ini kita semua mungkin dapat merasakan ekonomi masyarakat menurun drastis bahkan lapangan pekerjaan sangat sulit dan lain sebagainya.
“Banyak masyarakat kita kehilangan pekerjaan akibat wabah ini, itu jelas. Nah, di sinilah peran kita untuk bagaimana lapangan perkerjaan itu kembali terbuka dan hal semacam itu yang harus kita pikirkan bersama sama dan jangan pula menghabiskan yang ada,”,tutur Amrialis.
Menurut Amrialis, jenis usaha yang harus diciptakan untuk masyarakat menjadi tugas pemerintah setempat. Bagaimana langkah antisipasi agar angka keminsikan tidak meningkat tajam. Untuk itu, di sinilah petan para pemikir, pengambil kebijakan, pejabat-pejabat yang dipercaya oleh masyarakat.
Amrialis menambahkan, jumlah kemiskinan di Tanjungpinang bisa juga berkurang, tetapi tidak dengan jumlah yang banyak. Bisa saja masyarakat yang sebelumnya di PHK berfikir kreatif dan berusaha lalu di support oleh pemerintah daerah.
Contohnya, ada masyarakat yang tidak mampu tapi karena dia kreatif dan membuka usaha lain sehingga dia dikategorikan masih mampu atau mencukupi.
“Klau masyarakat kita inovatif otomatis jumlah angka kemiskinan dapat berkurang. Maka itu, jangan hanya terpaku dengan pemerintah, masyarakat kita itu juga harus bisa kreatif,” tutupnya. (mad)