Puluhan pekerja yang bekerja di luar TPI saat transit di Pelabuhan
TRANSKEPRI.COM.TANJUNGPINANG - Sebanyak 35 orang pekerja somel dari Provinsi Riau yang akan kembali ke Sambas Provinsi Kalimantan Barat kedapatan transit di Tanjungpinang (TPI) tanpa administrasi sesuai standar protokol kesehatan, Minggu (14/6/20).
Hal ini terungkap saat Plt Walikota Tanjungpinang, Hj.Rahma turun ke Kawasan Kota Lama untuk memantau persiapan penerapan new normal, di waktu bersamaan Rahma melihat puluhan pekerja bersileweran menuju pelabuhan dengan membawa barang bawaan masing masing.
“Itu dari mana pak, coba di cross chek surat menyuratnya,” ujar Rahma kepada Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Rustam.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang setelah dilakukan pengecekan surat menyurat, ternyata, mereka tidak memiliki surat keterangan hasil Rapid Test, mereka mengaku hanya melakukan test Thermal Scanner ketika akan memasuki ponton pelabuhan Sri Bintan Pura.
“Mereka hanya miliki surat keterangan sehat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. Tidak ada surat hasil rapid test,” ujar Rustam.
Rustam juga menjelaskan, sebelumnya sudah pernah mengirimkan surat kepada Bupati Sambas terkait pekerja asal Sambas yang berencana transit dari Kota Tanjungpinang.
“Kemarin kita sudah berkirim surat kepada Bupati Sambas. Tapi mereka minta agar kita dapat menerima warganya. Karena alasan kemanusiaan kita tampung mereka untuk sementara,” pungkas Rustam
Sementara itu, penanggung jawab pekerja kayu asal Sambas, Urai (42) menyebutkan, kedatangan pekerja tersebut hanya untuk transit sambil menunggu kapal Pelni berangkat.
“Kita hanya transit saja kok. Bukan untuk menetap. Rombongan saya ada 70 orang. Tapi dibagi dua gelombang. Hari ini 35 orang, besok 35 lagi,” ujar Urai.
Para warga sambas itu kata Urai, sebagian menginap dirumahnya di kawasan Yudowinangun dan sebagian lagi di Hotel Tanjungpinang.
“Tidak semua saya inapkan di hotel. Sebagian di rumah saya daerah. Dan sudah dapat izin. Saya juga upah orang untuk menjaga mereka. Ada 6 orang yang saya tugaskan untuk menjaga mereka,” katanya.
Menanggapi, pernyataan Urai yang menginapkan pekerja dihotel dan di kediamannya mendapat penolakan dari Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang.
Rustam menyarankan, agar pekerja tersebut untuk tidak menginap di Hotel Tanjungpinang. Sebab kata Rustam, Hotel Tanjungpinang terlalu dekat dengan keramaian dan rumah penduduk, hal seperti jtu akan menimbulkan ke khawatiran masyarakat.
“Kalau bisa jangan disini (Hotel Tanjungpinang dan Rumah Urai), terlalu dekat dengan keramaian. Ini kan pasar. Bahaya, kita tidak tau mereka ngapain saja, takut mereka berkeliaran seperti yang kemarin di Tanjung Unggat,” tegas Rustam.
Rustam menyarankan, agar pekerja tersebut di tampung di Hotel yang memiliki halaman yang luas. Seperti Hotel Gardens atau Hotel Sunrise City (ex Hotel Bali).
Sebelumnya, pekerja asal Sambas juga masuk ke Tanjungpinang sebanyak 293 orang, tepatnya di hari Jum’at, (5/6/2020) lalu. 293 orang tersebut di inapkan di sebuah ruko di Tanjung Unggat. Namun, sehari diinapkan disana, ratusan pekerja tersebut di tolak warga.
Kemudian, ratusan orang itu dipindahkan oleh Pemko Tanjungpinang ke Gedung PKK Kota Tanjungpinang, Senggarang. (mad)