Masakan siap saji KFC
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Pandemi Covid-19 telah berdampak masif kepada PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) selaku pemegang waralaba KFC di tanah air. Berdasarkan laporan keterbukaan di Bursa Efek Indonesia yang ditulis, Jumat (22/5/2020), manajemen mengungkapkan jumlah karyawan tetap per Desember 2019 sebanyak 16.962 orang, sementara digabung dengan jumlah karyawan tak tetap hingga saat ini mencapai 17.216 orang.
Tidak ada karyawan yang di-PHK, tapi jumlah karyawan yang dirumahkan periode Januari hingga Mei ini mencapai hampir 5.000 orang atau tepatnya 4.988 orang.
"Jumlah karyawan yang terdampak dengan status lainnya (pemotongan gaji 50%, dan lainnya) mencapai 4.847 orang," tulis manajemen KFC.
Sebab itu, perseroan berharap semua jenis pelayanan sudah dapat dibuka, termasuk dine-in (makan di tempat), walaupun ada pembatasan kapasitas pelanggan di dalam gerai.
"Untuk sementara, di tengah kondisi ini, hanya layanan take-away, home delivery, drive-thru, dan online ordering yang beroperasi. Perseroan menjalankan beberapa langkah untuk meningkatkan pendapatan semaksimal mungkin dengan cara menyediakan menu dengan harga terjangkau dan cara-cara untuk memperluas jenis pelayanan yang dapat diberikan kepada pelanggan."
Manajemen KFC juga memperkirakan terjadi penurunan total pendapatan konsolidasi untuk periode Maret dan April 2020 dibandingkan dengan Maret 2019 dan April 2019 sebesar 25% hingga 50% seiring dengan dampak pandemi Covid-19. Laba bersih juga diproyeksikan tergerus mencapai 25-50% lantaran perusahaan menutup sebanyak 115 gerai di seluruh Indonesia, tak hanya di Jakarta.
"Hingga saat ini terdapat 115 gerai perusahaan yang ditutup karena mal/plaza dinyatakan harus tutup karena dampak Covid-19 di berbagai kota di Indonesia, bukan hanya Jakarta, Besaran kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti atau mengalami pembatasan operasi terhadap pendapatan antara 25-50%," tulis manajemen KFC.
Hingga kini KFC belum merilis laporan keuangan kuartal I-2020, demikian pula laporan keuangan Desember 2019 yang diundur dua bulan dari tenggat yang ditetapkan BEI mengingat perseroan menyebutkan masih konsentrasi pada penanganan kondisi perusahaan.
Namun, perusahaan menegaskan pandemi Covid-19 tidak berdampak pada pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek dan permasalahan hukum yang bersifat material seperti gugatan pailit.
Sebagai perbandingan, hingga kuartal III-2019 atau per September 2019, kinerja KFC masih oke. Pendapatan naik menjadi Rp 5,01 triliun dari periode September 2018 yakni Rp 4,44 triliun, sementara laba bersih juga melonjak 81,44% menjadi Rp 176 miliar dari sebelumnya Rp 97 miliar.
Pada periode September 2019 itu, laporan keuangan mencatat KFC mengoperasikan 727 gerai restoran, naik dari Desember 2018 sebanyak 689 gerai restoran.
Adapun saham perusahaan dipegang Grup Gelael lewat PT Gelael Pratama sebesar 43,84% dan Grup Salim lewat PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET) sebesar 35,84% dan investor publik sisanya 20,32%. DNET juga adalah induk minimarket Indomaret.(tm)