Daya Beli Masyarakat Rendah

Selasa, 05 Mei 2020

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Daya beli masyarakat di tengah pandemi corona terbukti rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi inflasi sebesar 0,08% selama April 2020. 

Laju inflasi ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,10%. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya pun jauh lebih rendah.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan laju inflasi di April tahun ini tidak biasa. Sebab, menjelang bulan puasa seharusnya angka inflasi melonjak tinggi.

"Bisa dilihat pergerakan inflasi ini tidak biasa jika dibandingkan pola sebelumnya. Ketika masuk bulan Ramadhan inflasinya meningkat, tapi tahun ini melambat dari Maret 0,10% dan sekarang 0,08%," kata dia dalam paparannya via video conference, Jakarta, Senin (4/5/2020).

Suhariyanto menduga, pergerakan inflasi yang lambat ini turut dipengaruhi rendahnya konsumsi masyarakat di tengah pandemi viru Corona saat ini.

"Pattern ini tidak biasa, biasanya Ramadhan dan Idul Fitri meningkat, tapi tahun ini karena situasi tidak biasa akibat COVID jadi berubah. Jadi 0,08% inflasi ini melambat," beber Suhariyanto.

Dia menyebut, rendahnya inflasi ini menunjukkan dua hal, pertama stabilitas harga terjaga dan yang kedua dikarenakan daya beli rumah tangga melemah.

Jika dilihat menurut komponen, inflasi inti sebesar 0,17% dengan andil 0,11%, sedangkan inflasi harga yang diatur pemerintah atau administered price deflasi 0,14% dan volatile food juga deflasi 0,09%.

Untuk inflasi inti, pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebut mengalami perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya dan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perlu diketahui, inflasi inti bisa menjadi indikasi daya beli masyarakat.

Menurut dia perlambatan ini bisa disebabkan terjaganya pasokan bahan pangan dan harga yang stabil.(007)