TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Indonesia menemukan infeksi virus corona baru pertama pada 2 Maret 2020. Hari ini, Sabtu (2/5/2020), tepat 2 bulan virus corona terkonfirmasi di Tanah Air.
Sebarannya telah menjangkau seluruh provinsi. Data hingga Jumat (1/5/2020) sore, tercatat ada 10.551 kasus Covid-19 di Indonesia.
Dari jumlah itu, sebanyak 8.160 orang masih menjalani perawatan, 800 orang meninggal dunia, dan 1.591 orang telah dinyatakan sembuh.
Indonesia disebut belum mencapai puncakpandemi. Masyarakat diingatkan untuk terus disiplin serta mewaspadai gelombang kedua penyebaran virus corona.
Sejumlah ahli melakukan kajian untuk memprediksi kapan pandemi virus corona di Indonesia mencapai puncaknya.
Bagaimana menandai telah memasuki masa puncak pandemi?
Puncak pandemi terjadi ketika kurva kasus di suatu negara rata. Selain itu, ada pelambatan penyebaran virus dan angka kasus baru yang terus menurun.
Ada yang memprediksi puncak pandemi akan terjadi pada bulan ini, Mei 2020. Ada pula yang memprediksi antara Juni-Juli 2020.
Epidemiolog Indonesia dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, waktu puncak pandemi bervariasi dan berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lain.
Mengapa? Karena temuan kasus Covid-19 berbeda-beda di setiap daerah.
Dari tren yang ada, Pulau Jawa akan mengalami puncak lebih awal, di sekitar akhir Mei dan awal Juni. Ini yang harus diantisipasi dengan penyediaan layanan kesehatan (ICU, ventilator, jumlah tenaga medis, APD dan sebagainya),” ujar Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/5/2020).
Menurut Dicky, biasanya masa puncak memiliki durasi waktu relatif lama yakni kisaran 10-20 hari.
Sementara itu, Pakar epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono memperkirakan, puncak pandemi Covid-19 terjadi pada pertengahan Mei 2020.
Catatannya, tidak terjadi mudik saat menjelang Idul Fitri 1441 Hijriah. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melarang masyarakat melakukan mudik jelang Lebaran. (007)