Hulubalang LAM Kritisi Pernyataan Rudy Chua

Selasa, 14 April 2020

Hulubalang LAM Tanjungpinang, Chaidar Rahmat

TRANSKEPRI.COM.TANJUNGPINANG - Hulubalang Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri, Chaidar Rahmat mengkritisi dan memberikan perhatian terhadap penjelasan pewarnaan zona wilayah yang disampaikan  Angota DPRD Kepri, Rudy Chua, pada laman facebooknya, Selasa (14/4/20).

Mencermati penjelasan Rudy Chua yang menjawab banyaknya pertanyaan masyarakat terkait pewarnaan peta wilayah zona epidemi covid19 di Tanjungpinang khususnya kasus di kelurahan Tanjung Ayun Sakti. Chaidar selaku Hulubalang LAM menyatakan heran atas kualitas penjelasan yang membingungkan tersebut.

Ketika ditanya mengapa menilai kualitas pernyataan Rudy Chua tersebut tidak semestinya, Chaidar menjelaskan bahwa pernyataan Rudy Chua memang membingungkan, tidak konsisten bahkan melindungi atau terkesan menjadi bamper atas kebijakan Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang dan Pemerintah Provinsi Kepri, sebut Chaidar.

Berdasarkan pengamatannya Pemda terkesan lambat atau kurang responsive dan ragu-ragu. Tidak semestinya seorang anggota dewan melempar pernyataan yang inkonsisten dan menghimbau, seolah sebagai juru bicara pejabat Dinkes atau Gugus Tugas. Cobalah dicermati 5 (point') penjelasan Rudy Chua tersebut, lanjut chaidar menerangkan. 

1. Kalau Kadiskes prov/kota tak buat himbauan, lantas apa tanggung jawab mereka melindungi masy di wilayah yg sudah jelas ada Pasien positif. Bukankah PDP seharusnya di isolasi dan dirawat di rumah sakit.

2. Pewarnaan peta penularan itu gunanya apa ? Tentu untuk berhati2, dan itulah kaitannya dengan item 1 yg jadi kewajiban Dinkes.

3. Ketua RT seolah-olah  yg bertanggung jawab dalam jabatannya di Gugus Tugas.

4. Himbauan kehati-hatian yg diserukan itu tidak konsisten item 1, 2 dan 3 di atas.

5. Rasionalitas apa yg dibangun Rudy chua untuk kawasan seluas kelurahan yg terdapat kasus PDP untuk tidak berhati-hati dan tidak khawatir tak mungkin bagian lainnya akan tertular. 

Lanjut Chaidar, Ini sikap seolah meremehkan, dan tidak paham bahaya kecepatan penyebaran covid19. "Suruh Rudy chek atau belajar lagi dari kejadian di Wuhan. Bahkan satu kota berpenduduk 11 juta di Wuhan atau Provinsi Hubei 60 juta dilock down karena 517 kasus yang awalnya cuma 7 pasien di kota tersebut," terang Chaidar.

Dikatakannya, Tanjung pinang ini sudah terkonfirmasi 12 kasus termasuk Walikota yang dinyatakan positif, adalah zona merah tertinggi di Provinsi Kepri melebihi Kota Batam.Katanya sebagai pejabat daerah Rudy Chua jangan menganggap enteng dan membahayakan keselamatan warga.

"Kami berharap Rudy Chua lebih fokus pada relokasi penganggaran APBD untuk penanggulangan covid 19. Dan mendesak Gubernur, Bupati dan Walikota untuk persiapan pengajuan usulan penetapan PSBB di Kota Tanjungpinang," tutup Chaidar. (mad)