Spanyol mencatat korban meninggal akibat virus Corona dalam sehari. Foto/Ilustrasi
TRANSKEPRI.COM. MADRID - Kementerian Kesehatan Spanyol mengumumkan bahwa mereka telah mencatat rekor baru untuk korban meninggal akibat virus Corona dalam sehari. Tercatat, 769 orang meninggal akibat terinfeksi virus yang diberi nama COVID-19 itu.
Pejabat kesehatan Spanyol mengungkapkan bahwa secara keseluruhan jumlah korban meninggal akibat virus Corona melonjak menjadi 4.858. Jumlah kasus virus Corona telah meningkat secara dramatis di Spanyol dalam beberapa minggu terakhir. Jumlah infeksi yang dikonfirmasi di negara itu telah meningkat dari 56.188 ke 64.059.
Kementerian Kesehatan Spanyol juga mengatakan bahwa 9.637 orang telah sembuh dari infeksi virus COVID-19, seperti dilansir dari Russia Today, Jumat (27/3/2020).
Meski begitu, tingkat infeksi tampaknya melambat, dengan lompatan 7.871 dalam kasus-kasus baru atau "hanya" meningkat 14 persen dibanding hari sebelumnya. Pada hari Kamis, peningkatan kasus-kasus infeksi baru mencapai 18 persen, dan 20 persen pada Rabu.
Namun, yang mengkhawatirkan, adalah persentase angka kematian di Spanyol yang tetap tinggi sekitar 7,5 persen. Lebih dari 2.000 kematian telah dikonfirmasi di Ibu Kota Madrid, sementara Catalonia dan negara Basque masing-masing mencatat 880 dan 180 kematian.
Pemerintah Spanyol telah memperpanjang penguncian (lockdown) di negara itu hingga setidaknya 12 April mendatang di saat sistem layanan kesehatannya berupaya keras untuk memerangi gelombang wabah tersebut.
Sementara itu, otoritas Spanyol mengklaim bahwa alat tes virus Corona yang dibeli dari China salah, karena tingkat akurasinya yang mencapai sub-30 persen menjadikannya tidak dapat digunakan. Akibatnya, Spanyol akan mengembalikan kelompok alat uji pertama yang diterima dari China, tempat wabah virus Corona pertama kali terjadi akhir tahun lalu.
Kedutaan Besar China mengkonfirmasi bahwa perangkat yang rusak itu bukan bagian dari kesepakatan senilai 423 juta Euro antara kedua negara, yang mencakup sekitar 5,5 juta alat pengujian. Kedutaan China mengklaim bahwa alat tersebut berasal dari penyedia tanpa izin, Shenzhen Bioeasy Biotechnology. Spanyol dilaporkan membeli 340.000 alat dari perusahaan itu. (ssb)