
Ilustrasi: Praktik perjudian. (net)
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Perjudian darat di Kepri, khususnya di Batam disebut semakin marak akhir-akhir ini.
Sejumlah arena yang diduga lapak perjudian tumbuh subur di sudut kota ini. Pun di Tanjungpinang dan Kabupaten Tanjung Balai Karimun.
Seperti judi arena gelanggang permainan (gelper) bermodus game zone, judi tebak nomor bola pingpong, sie jie, dan lainnya ramai mengisap uang rakyat.
Di salah satu game zone di Kepri Mall, Batam, anak anak justru ikut bermain mesin jackpot dan tembak ikan.
Bahkan disebut tiga arena kasino dengan pendapatan miliaran setiap minggu beroperasi di Batam, tanpa membayar pajak ke pemerintah.
Padahal salah satu target Asta Cita Presiden Prabowo-Gibran, judi online (judol) atau judi udara dan darat atau offline harus diberantas tuntas.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah sejak awal menyampaikan komitmennya dan sudah memerintahkan ke jajarannya untuk memberantas judi dan perjudian.
Untuk itulah Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Batam, David Nasution meminta atensi Kapolda Kepri Brigjen Pol Asep Safrudin, yang baru dilantik, Januari lalu itu.
“HMI berharap kepada Kapolda yang baru agar lebih fokus lagi terhadap penindakan markas perjudian yang ada di Kepulauan Riau, khususnya di Kota Batam, baik judi online maupun darat,” kata David Nasution, Kamis (13/02/2025).
David menyampaikan, ditemukan banyak tempat-tempat perjudian di beberapa titik lokasi yang ada di Batam yang sampai saat ini masih beroperasi secara ‘bar-bar’.
David juga mempertanyakan bagaimana bisa operasi perjudian yang tampak kasat mata ini tidak terlihat oleh pihak-pihak aparat yang berwenang.
“Memang temuan-temuan kami di lapangan ada yang gamblang menunjukkan perjudian sesungguhnya ada juga beberapa tempat yang bermotif seolah-olah bukan judi, tapi kenyatannya tempat perjudian,” ucap David.
Menurutnya, hal semacam ini tentunya tidak asing lagi bagi pihak kepolisian, berbagai arena perjudian dengan berbagai motif atau siasat.
“Kemudian yang menjadi tanda tanya besar kenapa operasional perjudian yang melanggar aturan ini tidak ditindak, kami menduga dan ‘mencurigai’ ada oknum yang bermain dan berselancar di dalam bisnis terlarang ini,” jelas David
David juga mengingatkan bahwa tidak sampai satu bulan lagi umat Islam akan menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
Ia pun menggesa Kapolda Kepri dan jajarannya untuk menutup seua perjudian sebelum Ramadhan, tiba.
“Jangan sampai hal-hal seperti perjudian juga hiburan malam dapat merusak suasana dari sakral-nya bulan suci Ramadan itu sendiri,” tegas David Nasution.
Kata David lagi, jika Kapolda Kepri tak ‘mampu’ menutup tempat-tempat perjudian yang ada di Kepri khususnya Kota Batam, HMI Batam akan meminta pengurus besar HMI yang berada di Jakarta untuk menyampaikan kondisi maraknya perjudian di Batam ke Kapolri.
“Jikalau Kapolda Kepri tidak mampu menutup tempat tempat perjudian yang ada di Kepri khususnya Kota Batam, kami dari HMI cabang Batam dari internal sendiri akan meminta kepada pengurus besar yang ada di Jakarta untuk dapat menyampaikan langsung kepada Bapak Kapolri tentang keresahan ini,” ujar David.
Selain itu, HMI juga akan mengajak seluruh elemen masyarakat dan mahasiswa untuk turun bersama untuk menutup tempat perjudian yang kian marak dan meresahkan.
Bukan hanya HMI, namun sejumlah elemen masyarakat sudah lama menyuarakan maraknya perjudian yang meresahkan masyarakat ini agar segera ditutup.
“Kami dari koalisi ‘Selamatkan Rakyat’, sangat mendukung kritikan HMI yang menggesa Kapolda Kepri untuk menutup seluruh perjudian di Batam yang sudah meresahkan masyarakat,” ujar Syamsudin Arif SSos.
Apalagi, katanya, sudah tak lama lagi Ramadan, tiba. Kapolda Kepri hendaknya dapat merespons keluhan masyarakat sebelum berakibat fatal. (san)