Kritis, Remaja Perempuan Asal Tangerang Alami Kekerasan dan Diduga Jadi Korban TPPO di Batam

Ahad, 17 November 2024

Opick didampingi Syafrudin SC menunjukkan bukti laporan polisi, Minggu (17/11/24) kepada wartawan di Batam. (nov/transkepri.com)

TRANSKEPRI.COM.BATAM- Fn (20), seorang remaja perempuan, diduga telah menjadi korban tindak pidana penjualan orang (TPPO), di sebuah salon di wilayah Nagoya, Batam, Provinsi Kepri.

Selain itu, remaja perempuan asal Kebupaten Tanggerang, Banten inipun, juga menjadi korban kekerasan. Sehingga mengalami luka lebam ditubuhnya dan kini menjalani perawatan medis secara intensif diruang ICU rumah sakit harapan bunda (RSHB), Batam, Jumat (15/11).

Abdul Rafid, alias Opick, selalu orang tua kandung korban mengatakan, dia sangat prihatin melihat keadaan maupun kondisi anak perempuan pertama yang terkapar diruang ICU rumah sakit harapan bunda tersebut.

"Anak saya terkapar dalam ruang ICU dan tak bisa berkata apa apa. Sehingga, saya tidak tahu apa penyebabnya, kok menjadi begini. Itupun, setelah saya mendapatkan nomor Fr, dari salah seorang temannya," ucap Opick sangat sedih, setelah 3 bulan tidak bertemu dan berkabar.

Diceritakannya, kabar duka ini didapatkan setelah Fr (21), mengungkapkan bahwa, Fn berada dirumah sakit, sedang dirawat pihak medis, secara intensif diruang ICU.

"Pak, anak bapak Fn, sekarang ini dalam keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit harapan bunda, di Batam. Kini berada di ruangan ICU," sebut Fr, Kamis (14/11) malam.

Lho, jawab saya, bukannya anak saya ada di Jakarta, dan bekerja di salon bersama kamu (Fr).

Tidak pak, jawabnya, Fn dan saya bekerja di Batam, disebuah salon daerah Nagoya.

Lho jawab saya lagi penasaran, bukannya kamu mengajak Fn dan pamit dari rumah saya, berangkat ke Jakarta, untuk bekerja di sebuah salon di Jakarta, meyakinkan.

"Tidak pak, saya dan Fn bekerja di Batam. kerja di Salon, Komplek Nagoya milik seorang pengusaha muda ," jawab Fr.

Kemudian, kata Opick, Fr minta duit Rp.3 juta, untuk biaya jaminan berobat rumah sakit tersebut. "Kemudian saya kirimkan uang melalui transfer ke rekening Fr," kata Opick.

Sebelumnya, papar Opick, ada seseorang bernama, DS alias Ara, menelepon dia dan mengatakan hal yang sama, bahwa anaknya di rawat di rumah sakit daerah Guntung, dan akan dirujuk ke Batam.

Yakni, dengan mengirimkan sebuah bukti kwitansi berobat dari rumah sakit beserta KTP atas nama anak saya, sebesar Rp3,5 juta yang harus dibayarkan, agar dapat di rujuk ke rumah sakit di Batam, yang lebih lengkap sarana kesehatannya.

Tanpa pikir panjang, kata Opick, dirinya pun mentransfer uang tersebut, ke rekening BCA, atas nama DS alias Ara.

Lalu, imbuhnya, dia langsung memesan tiket pesawat untuk berangkat ke Batam, berangkat subuh, dan langsung ke RSHB ini.

"Ternyata benar. Anak saya Fn, berada di ruang ICU dalam keadaan tidak sadarkan diri. Saya sangat panik, karena dokter dan perawat mengatakan bahwa kondisi anak saya kritis dan minta saya banyak berdoa, supaya mendapat pertolongan Allah SWT ," ungkap Opick, meneteskan airmata.

“Untuk mengetahui dan menindaklanjuti atas musibah dan masalah yang dialami anak saya,  kami melaporkan ke aparat penegak hukum (APH), Batam, di Polresta Barelang, di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), secara resmi,” ucap Opick.

"Saya menilai. Ini resmi sebagai tindakan TPPO, dan berdampak ke suatu tindakan kekerasan, yang sudah dialami oleh anak kami. Sehingga anak kami (Fn), menjadi korban oleh oknum yang tidak bermoral dan tak bertanggungjawab," tegas Opick, di dampingi istrinya.

Sebagaimana informasi yang didapatkan dari Fr, membenarkannya, ia yang merekrut karyawan melalui media sosial Instagram (IG). Kemudian pelaku Fr mengajak korban Fn dan Dn, ngaku ke Jakarta, untuk bekerja di salon.

Ternyata, Fr, Fn, serta Dn, diberangkatkan ke Batam, dengan dibiayai oleh bos pemilik salon. Baik tiket pesawat, diberi tempat tinggal serta pinjaman uang. Kemudian, diperkerjakan 
di salon tersebut.

Namun, semenjak Tanggal 12 Agustus hingga November 2024, tidak ada kabar beritanya. Barulah Kamis (14/11/2024), lalu, orang tua korban dikabari Fr bahwa, Fn sedang dirawat di ruangan ICU RSHB Batam, dalam kondisi kritis. (nov)