Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dan mentor stunting Kemendikbudristek, Devi Yanti Nur, saat melakukan kampanye stunting beberapa waktu lalu di Tanjungpinang. (ist)
TRANSKEPRI.COM.TANJUNGPINANG- Setelah debat perdana calon wali kota Tanjungpinang, isu pencegahan stunting menjadi perhatian utama. Meski begitu, tak banyak yang menyadari bahwa kasus stunting di Tanjungpinang tergolong minim dalam kategori terpapar, tetapi terdampak jumlahnya cukup besar.
Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dan mentor stunting Kemendikbudristek, Devi Yanti Nur, mengungkapkan bahwa berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Satgas Stunting Tanjungpinang tahun 2022-2023, kasus stunting di kota ini menunjukkan pola berbeda dibandingkan daerah lain.
“Kekurangan gizi di sini sangat minim, bahkan hampir nol persen. Dari ribuan anak, hanya di bawah 50 yang masuk kategori stunting berat. Namun, banyak anak yang terdampak, terutama anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti hiperaktif, down syndrome, atau ADHD,” ungkap Devi.
Berdasarkan data dari Posko Pengentasan Stunting Tanjungpinang tahun 2023, tercatat 0,03 persen atau sekitar 48 anak yang terpapar stunting, yang masih lebih rendah dibandingkan wilayah lain. Data ini juga menunjukkan bahwa sekitar 80 persen dari anak terdampak stunting adalah ABK.
Menurut Devi, grafik stunting di Tanjungpinang terus menurun. Ketua Satgas Stunting Tanjungpinang, Endang Abdullah, bahkan menargetkan untuk menurunkan angka stunting hingga nol persen dalam waktu enam bulan. Program nutrisi melalui konsumsi susu dan telur secara rutin telah membantu mencapai penurunan ini.
Selain program nutrisi, sedekah makanan sebesar Rp 700.000 per bulan untuk keluarga terdampak juga digulirkan. Namun, angka kasus yang masih tinggi pada ABK dipengaruhi oleh faktor genetik dan kekurangan mineral yang memengaruhi pertumbuhan mereka.
Para ahli juga menekankan pentingnya pola asuh, asupan gizi yang sesuai, serta akses terhadap air bersih, terutama bagi anak-anak di wilayah pesisir yang membutuhkan air dengan kualitas baik.
Menghadapi masa kampanye, Devi mengimbau masyarakat agar mendukung pasangan calon yang menawarkan solusi konkret terkait akses air bersih untuk pengentasan stunting. “Air bersih penting bagi kesehatan ibu dan anak, terutama di kawasan pesisir,” ujarnya.
Devi juga menekankan pentingnya peran berbagai pihak, mulai dari keluarga, remaja, calon pengantin, hingga lembaga agama dan pemerintah. “Pencegahan stunting adalah tanggung jawab bersama, karena anak-anak ini adalah aset masa depan bangsa,” katanya. (*)