Ekonomi Drop Jika Corona Lama Mewabah di Indonesia

Sabtu, 21 Maret 2020

Ilustrasi

TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Merebaknya corona (COVID-19) menggempur sendi-sendi perekonomian nasional. Pemerintah pun sudah menyiapkan skenario terkait laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah serangan corona.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ada dua skenario yang sudah dipegang pemerintah yakni moderat dan buruk. Pertama, jika skenario moderat maka pertumbuhan ekonomi berada di level 4%.

Dia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2020 masih bisa tumbuh di atas 4,5%. Sedangkan hingga pekan pertama Maret 2020 angkanya diproyeksi masih 4,9%.

"Kuartal I sampai minggu kedua, 10 hari pertama ekonomi kita masih 4,9%. Jadi kalau kuartal I masih ada 20 hari terakhir Maret ini penurunan kuartal I masih bisa tumbuh di atas 4,5-4,9%," ujar Sri Mulyani dalam video conference, Rabu (18/3/2020).

Kedua, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini tidak menutup kemungkinan skenario terburuk akan terjadi pada perekonomian Indonesia. Dalam skenario terburuk, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di level 2,5-0%. Hal itu diungkapkannya usai hasil rapat terbatas (ratas) mengenai kebijakan moneter dan fiskal menghadapi dampak ekonomi pandemi global covid-19 melalui video conference dikutip dari akun Sekretariat Negara, Jumat (20/3/2020).


Banyak lembaga internasional yang sudah membuat skenario pelemahan pertumbuhan ekonomi global gara-gara corona.

"Di Kemenkeu buat beberapa seknario, katakan jika skenario durasi covid berapa lama, berapa bulan, dan kemungkinan terjadi pergerakan yang dipersempit dan jika terjadi lockdown," kata Sri Mulyani.

Skenario yang dibuat Kementerian Keuangan juga memasukkan aspek seperti perdagangan internasional, penurunan harga minyak mentah dunia, penerbangan, okupansi kamar hotel, ketersediaan bahan pokok dan kesehatan, hingga terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), serta terjadi lokcdown.

Menurut Sri Mulyani kalau semua aspek terjadi penurunan, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di level 2,5% bahkan di level 0%.

"Jika masalah jauh lebih berat dan durasi COVID lebih dari 3-6 bulan dan terjadi lockdown dan perdagangan internasional drop di bawah 30%, sampai dengan tadi beberapa penerbangan drop 75% hingga 100%, maka skenario bisa menjadi lebih dalam pertumbuhan ekonomi bisa 2,5-0%," jelasnya.(007)