Ilustrasi: Pilkada. (net)
TRANSKEPRI.COM.ANAMBAS- Cerita Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah Cerita cinta dan kesetiaan, cerita tentang sebuah kedinamisan dan terdalam adalah terdoktrinnya sebuah kata tak ada sahabat sejati dan tak musuh abadi yang ada hanya kepentingan, untuk sebuah kekuasaan.
Fakta nyata tersaji di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA), dimana kalimat "linier"menjadi kunci di perhelatan akbar bagi masyarakat Kabupaten yang berada di beranda depan Indonesia.
Menariknya meski dengan penduduk yang hanya mencapai 52 ribu Jiwa dengan Daftar Pemilih Tetap mencapai 34 ribu Jiwa Anambas menjadi butir berlian dengan menjadi bidikan tokoh-tokoh nasional menjadi pemimpinnya.
Tentu hal ini menimbulkan tanda tanya besar di hati masyarakat, ada apa turunnya para tokoh ke daerah ini dan apa motivasinya.
Namun sejatinya kita tidak perlu berpikir terlalu dalam akan hal itu, karena dengan hal ini akan menjadi biduk indah, menggemanya Nama Kabupaten Kepulauan Anambas di Jakarta "konon katanya"
Akhirnya setelah sekian lama terjadi pertarungan tingkat "dewa"dalam Loby-loby politik mengkrucutlah 6 nama yang akan bertarung di 27 November 2024 mendatang. Dengan komposisi prediksi DARA, WAY, dan RET, (masih dapat berubah)
Namun demikian terdapat sejumlah fakta menarik yang muncul, menjelang pesta yakni, ada dua arus deras, versus 1 Elit Anambas, kedua akibat kata "linier" yang dibawah bak boneka, ditentukan dari yang mahakuasa, 3 diprediksi banyak taburan beras penyemangat bagi masyarakat. Tentu hal ini akan memberikan efek domino positif yakni akan meningkatkan daya pilih masyarakat pada Pilkada,
Tapi perlu diingat kadang semua itu hanya janji dan kembali rakyat menjadi "daun salam" penyedap dan yang pertama ditinggal saat makanan tersaji dan berbau harum.
Jadi kembali cerita cinta, akan berubah menjadi sebuah narasi yang akan menjadi diksi dikemudian hari, ada kalimat sudah ngate -ngate habis itu kita ngopi. (*)