Peta Kabupaten Anambas. (ist)
TRANSKEPRI.COM.ANAMBAS- Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA), nama sakral yang terlahir dari rahim kabupaten induk Natuna telah berumur 16 tahun tepat pada Senin (24/6/2024).
Sejatinya, lahirnya Kabupaten dengan luas wilayah yang didominasi oleh lautan sebanyak 98 persen dan hanya 2 persen daratan bukanlah sebuah hadiah, namun berkat kerja keras, ikhlas, setulus hati segenap masyarakat Anambas. Saat itu Seluruh elemen yang ada disalah satu gugusan pulau tujuh (tempo dulu) berjuang bersama melahirkan daerah ini.
Dapat dibayangkan secara terstruktur dan masif dari masyarakat, pemuda, RT, RW, Kepala Desa,, Camat hingga mereka yang bertugas di Kabupaten Induk, DPRD Dapil Anambas, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama serta seluruh element yang ada membentuk ornamen bergabung dalam satu frame (BP2KKA) menjadikan kabupaten kepulauan Anambas demi kesejahteraan masyarakat Abadi.
Saat itu ada kalimat sakral "Rakyat berjuang kami menggalang"sering terlontar dari tokoh-tokoh sentral perjuangan sebut saja Prof M. Zein,wann Sarros, Syahril Effendi Mukhtar Silin, Rusli Silin, Wan Zuhendra, Idris Zaini, M.Nasir, Tarmizi, AJ , Syahzinan, Fhadil Hasan, dan nama-nama lain yang tak dapat dituliskan satu persatu, . serta (Alfatihah untuk mereka yang telah tiada).
Namun perjuangan ini juga tak lepas loby-loby tingkat tinggi dari mulai Kabupaten Induk (Natuna), Provinsi Kepri, Bahkan Gubernur Kepri (Ismeth Abdullah) kala itu mengirim Asisten III, Tengku Mukhtaruddin untuk ikut bersama tim perjuangan, di Kementrian dalam Negeri dimana ada nama ibu Cornelia ikut dan membaur dalam perjuangan tersebut, dan di DPR RI ada nama Sayuti Wakil Ketua Komisi II, dan yang harus diingat adalah nama E Mangindaan Ketua Komisi II yang mengetok palu. Selain tim kajian pemekaran kabupaten dan ibu kota kabupaten yang dipimpin Saut Panjaitan juga menjadi ornamen terpenting akhirnya dimana diletakan ibu kota kabupaten kepulauan Anambas (sumber : Wann Sarros Sekum BP2KKA).
Perjuangan panjang tak kenal lelah itulah akhirnya melahirkan kabupaten ini, dan sekali lagi "Anambas lahir dengan perjuangan bukan pemberian".
Perjuangan ikhlas tanpa batas tersebut tak pelak mengorbankan waktu, tenaga serta biaya, bahkan paling menarik bagaimana seluruh masyarakat rela mengumpulkan sumbangan demi menuntaskan perjuangan tersebut.
Mengutip dari salah satu tokoh pemekaran, perjuangan ini Seyogyanya tak dapat diceritakan hanya dalam tulisan sesingkat ini, namun perlu adanya buku tentang perjuangan, yang nantinya akan mengingatkan sejarah perjuangan penuh trik intrik, airmata yang pasti tampa pamrih. Diharapakan ini menjadi bukti sejarah panjang yang nantinya akan dikenang oleh anak cucu, bahwa aki, paklong, pak Ngah, pak su kami adalah pembuat sejarah tak hanya jadi saksi sejarah dalam perjuangan ini.
Bahkan demi memuluskannya H. Syahril Effendi pernah berhutang (maaf-red) dengan salah satu pengusaha Anambas, dan itu telah dilunasi, (meluruskan informasi agar tidak simpang siur) dan menjadi kelam nantinya.
Akhirnya dengan perjuangan panjang dan impulsif terbentuklah Kabupaten Anambas menjadi kabupaten termuda di Provinsi Kepri. Dan hadirlah daerah otonom baru yang memiliki pemerintahan yang sah dengan ditunjukkannya Drs Tengku Mukhtaruddin sebagai Penjabat Bupati Pertama.
Sambutan gema takbir Allah Huakbar terdengar di Ruang Komisi II DPRD RI saat Palu E Mangindaan mengetok tanda sahnya Anambas jadi Kabupaten ke V Provinsi Kepri bersama Bintan, Tanjung Balai Karimun, Natuna dan Lingga, serta dua Kota Yakni Tanjung Pinang dan Batam.
Sejak terbentuk pada tahun 2008, untuk menjalankan roda pemerintahan Anambas mendapatkan kucuran dana sebesar Rp5 miliar dari Kabupaten induk dan dari Provinsi Rp5 miliar. Sayangnya dari informasi yang dihimpun anggaran yang dari kabupaten induk tidak mengucur, benar atau tidak wallah hu alam bisawab.
Akhirnya dengan tertatih-tatih beroperasi lah pemerintah kabupaten Anambas, inilah momentum awal pemekaran dengan dimulainya APBD pada tahun 2009 sebesar Rp360 miliar.
Mengutip dari salah satu tokoh pemekaran untuk Bupati kabupaten kepulauan Anambas kelak, siapapun dia ingatlah sejarah, dan tetaplah menjadi cawan bagi semuanya.
Kembali mengutip kalimat sejumlah tokoh pemekaran, "tetaplah bersyukur kepada Allah dengan nikmat yang telah diberikan, kita pernah tertepikan, termarjinalkan, namun lahirnya Anambas menjadi momentum utama dalam bangkit membangun demi kesejahteraan. Sudah saatnya bangkit di hari ulang tahun ini. Jadikan momentum HUT Anambas untuk terus bangkit melaksanakan pembangunan demi kesehatan masyarakat
Tulisan ini dibuat sejatinya hanya untuk memberikan informasi tanpa adanya niat untuk mendiskreditkan salah satu pihak,
Selamat Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Anambas yang ke 16, Kayuh Serentak Langkah Sepijak. (*)