Kota Batam mengalami deflasi -0,30 persen pada Februari 2023. Pemerintah Kota (Pemko) Batam, akan terus berupaya mengendalikan pergerakan inflasi di Daerah (diskominfo batam)
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Kota Batam mengalami deflasi -0,30 persen pada Februari 2023. Pemerintah Kota (Pemko) Batam, akan terus berupaya mengendalikan pergerakan inflasi di Daerah.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam yang diterima, senin (4/3/2024). Kota Batam pada Februari 2023 mengalami deflasi -0,30 persen. Sementara menurut angka tahun kalender 0.28 persen dan tahun ke tahun sebesar 2.77 persen.
Dari data yang sama, saat ini, inflasi Provinsi Kepulauan Riau tercatat -0,22 persen, dan inflasi Nasional tercatat 0,37 persen.
Andil komoditas inflasi/deflasi pendorong pada februari 2024 (m-to-m), cabai merah menduduki urutan teratas dengan angka 0.13 persen, dilanjutkan daging ayam ras 0.08 persen, udang basah 0.04, telur ayam ras dan beras 0.02 persen, dan cabai rawit, kentang, ikan selar, sosis, dan kentimun masing-masing 0.01 persen.
Sedangkan untuk andil komoditas inflasi/deflasi penhambatnya di urutan pertama bayam -0.23 persen, kangkung -0.17 persen, sawi hijau -0.08 persen, kacang panjang dan angkutan udara -0.07 persen. Sedangkan tomat, sawih putih, bawang merah, dan pakcoy masing-masing -0.03 persen, dan bahan bakar rumah tangga -0.01 persen.
Penyumbang utama deflasi di bulan februari 2024 secara y-on-y adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,23 persen. Penyumbang utama deflasi antara lain, bayam, kangkung,sawi hijau, kacang panjang, dan angkutan udara
Untuk Penyumbang utama inflasi bulan Januari 2024 secara (y-on-y), yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 1,22 persen. Komoditas penyumbang utama
inflasi pada kelompok ini adalah beras, bayam, kangkung, sigaret kretek mesin.
Kelompok Transportasi dengan andil 0,73 persen. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah angkutan udara, dan tarif parkir.
Selanjutnya, Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,22%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, mengaku, pihaknya akan terus mengendalikan inflasi maupun deflasi di daerahnya. Pengendalian inflasi ini dinilai penting, pasalnya, jika inflasi tinggi, maka daya beli masyarakat akan minim. Sebaliknya, deflasi, akan tidak baik pula.
“Jadi, inflasi dan deflasi ini harus dikendalikan,” kata Rudi.
Untuk mengendalikannya, bahkan Pemko Batam sudah menggelar beberapa program bersama tim yang sudah dibentuk dalam pengendalian inflasi ini. Pada intinya, Rudi, menekankan agar masyarakat Batam bisa mendapatkan kebutuhan bahan pokok dengan harga yang terjangkau.
“Ini kami lakukan semata-mata demi kesejahteraan masyarakat ” tutup Rudi.(rilis)