Pembagian Alkes stunting untuk 16 Posyandu & Kegiatan FGD Penilaian Kebutuhan Program Risiko Pengurangan Stunting di Wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas
TRANSKEPRI.COM. ANAMBAS - Stunting khususnya di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas masih menjadi perhatian bagi berbagai pihak, tak terkecuali sejumlah perusahaan hulu migas (Kontraktor Kontrak Kerja Sama/ KKKS) hulu migas yang berada di wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Perusahaan-perusahaan tersebut diantaranya Harbour Energy, Star Energy (Kakap) Ltd., KUFPEC Indonesia Anambas B.V. dan West Natuna Exploration Ltd yang merasa perlu untuk mendukung pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas untuk menurunkan stunting di wilayah ini.
Keempat perusahaan tersebut melalui mitra kerjanya yakni Karya Cita Konsultindo (KCK) melakukan proses penilaian kebutuhan di lapangan agar program yang direncanakan bisa lebih efektif dan berkelanjutan sesuai kondisi dan potensi yang ada. Diantarnya melalui Focus Group Discussion atau FGD dengan para Tim Percepatan Penurunan Stunting yang diselenggarakan di Kecamatan Siantan pada Kamis, 30 November 2023.
"Kami sangat bersyukur dengan kedatangan dan keterlibatan perusahaan-perusahaan migas di sini melalui konsultannya, yang harapannya dapat membantu kami bersama-sama dalam percepatan penurunan stunting", ujar Kaharzaman, S.Sos., Camat Siantan dalam sambutan pembukaan FGD tersebut.
Selain Camat Siantan, kegiatan ini juga dihadiri oleh Perwakilan Ahli Gizi Puskesmas, Kasi Kesra Sosial Kecamatan Sinantan, Kades dari Desa Sri Tanjung, Tarempa Selatan, Pesisir Timur, Terempa Timur, Tarempa Barat, Kalurahan Tarempa, dan Kalurahan Tarempa Barat Daya serta perwakilan Posyandu dari desa-desa tersebut.
Masing-masing Desa menyampaikan terkait dengan program dan kegiatan yang dijalankan salah satunya oleh Bapak Penglek Kades Sri Tanjung menyampaikan bahwa "Keterlibatan perusahaan migas melalui konsultannya menjadi semangat tersendiri bagi kami dalam upaya percepatan penurunan stunting, serta menjadi penguat dan pendamping kami terutama masalah data yang dari atas masih rancu dalam pendefinisiannya,". ujarnya.
Kemudian disampaikan juga oleh Kades bahwa data yg akurat juga dibutuhkan untuk proses awal intervensi penanganan stunting sedangkan alat antroprometri kami terbatas sehingga harapannya ada bantuan tiap desa untuk memastikan data yg lebih valid". Hal ini juga dibenarkan oleh Santika, Ahli Gizi Puskesmas bahwa perlunya alat-alat ukur dan timbangan yg tersedia kurang memadai bahkan rusak di beberapa tempat, ada juga yang masih menggunakan dacin atau timbangan beras dalam pelaksanaan posyandu di beberapa tempat sambungnya.
Kemudian dari Tim KCK juga memberikan sedikit pemaparan yang disampaikan oleh Anif Muchlashin bahwa dampak stunting ini sangat panjang, sehingga harapannya persoalan stunting adalah investasi masa depan untuk menciptakan generasi emas di Kepulauan Anambas.
"Mudah-mudahan ini awal mula KKKS melalui 4 perusahaan yakni Harbour Energi, Star Energy (Kakap) Ltd., KUFPEC Indonesia Anambas B.V., West Natuna Exploration Ltd. melalui Tim KCK dapat bersinergi dalam percepatan penurunan stunting di Kepulauan Anambas", harap Camat Siantan menutup acara FGD yang berlangsung sekitar satu jam tersebut. ***