Sejumlah pemain klub liga Inggris Manchester City. (net)
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Manchester City bisa saja kehilangan gelar juaranya andai terbukti bersalah soal Financial Fair Play. Manuel Pellegrini, eks manajer The Citizens, berang.
City disorot usai Everton disanksi pengurangan 10 poin terkait pelanggaran finansial. Sebab, raksasa asal Manchester itu juga sempat dituduh melanggar lebih dari 100 aturan soal finansial sejak 2009 hingga 2018.
Ancamannya tak main-main. Mulai dari pengurangan poin, pencabutan gelar, hingga diusir dari Premier League.
Pellegrini, yang sempat melatih City pada 2013 hingga 2016 dan mempersembahkan gelar juara Premier League serta dua Piala FA, mengaku sanksi itu takkan adil. Ia menyebut banyak tim lain juga belanja jor-joran.
"Kritik itu tidak adil," kata Manuel Pellegrini kepada Guardian.
"Jika ada perbedaan besar, mungkin saja, tapi Chelsea juga menghabiskan banyak uang, Manchester United menghabiskan banyak uang, Liverpool dan Arsenal juga. Saat saya tiba, Txiki [Begiristain] dan Ferran [Soriano] belum lama berada di sana," katanya.
Pellegrini menilai, uang yang dikeluarkan Manchester City murni investasi di sepakbola. Ia mencontohkan bagaimana ia digantikan Pep Guardiola, yang kini mengantar City merajai Inggris dan Eropa.
"Pekerjaan yang dilakukan City sangat bagus, tidak hanya berkaitan dengan uang. Misalnya, mereka menukar [Roberto] Mancini dengan saya karena alasan sepakbola. Dan kemudian mereka berkata: jika bukan Guardiola, itu kamu. Anda kemudian bekerja selama tiga tahun, lalu Guardiola datang: ada kesinambungan," ungkap Pellegrini.
"Klub-klub besar lainnya berinvestasi, tetapi tidak bisa melakukannya. Kami melihat tim-tim bangkit, menghabiskan 100 juta paun, lalu turun lagi. Dan 100 juta Euro adalah jumlah yang tidak bisa dibelanjakan 18 klub di Spanyol."
"Liga itu tidak bisa dihilangkan karena sudah dijalani, bersama fans, di lapangan. Anda berada di Wembley, kemudian mengangkat piala. Mungkinkah ada jalur hukum? Saya harap tidak. Semuanya sudah jelas, kok. Tapi itu (trofi) tidak bisa diambil. Coba bayangkan bagaimana mereka merampas trofinya? Saya tidak berpikir menjadi runner up rasanya seperti juara. Tapi momennya adalah sepakbola, seperti saat anda menang di lapangan," sembur Manuel Pellegrini. (dtc)