Polda Kepri.menggelar FGD dengan insan pers, bertempat di Asialink Hotel by Prasanthy Pelita, Batam, Rabu (11/10/2023) pagi.
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Hoaks kiranya menjadi masalah umum yang paling dihindari pada zaman modern ini. Mengingat, banyak oknum yang menyebarkan informasi atau berita bohong pada masyarakat untuk berbagai tujuan.
Meskipun, kampanye anti-hoaks sudah tersebar di mana-mana, tetapi masyarakat masih terlabui akan informasi hoaks. Hal ini disebabkan karena masyarakat masih sulit dalam membedakan jenis-jenis hoaks. Khususnya menjelang tahun-tahun politik di 2024.
Untuk itu, Kepolisan Daerah Provinsi Kepri (Polda Kepri) bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kepri menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan mengusung tema 'Optimalisasi Informasi Publik guna menciptakan situasi aman terbebas dari berita Hoax menjelang Pemilu Tahun 2024' di Asialink Hotel by Prasanthy di Pelita, Batam, pada Rabu (11/10/2023) pagi.
Hadir pada kesempatan tersebut, Kabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad, S.H., M.Si., Dirintelkam Polda Kepri Kombes Pol Mochamad Rodjak Sulaeli yang diwakili Wadir Intelkam Polda Kepri AKBP Pol Wawan Irawan hingga Ketua PWI Kepri Candra Ibrahim.
Pada momen tersebut, Dirintelkam Polda Kepri Kombes Pol Mochamad Rodjak Sulaeli yang diwakili Wadir Intelkam Polda Kepri AKBP Pol Wawan Irawan mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyukseskan pemilu 2024 guna menjaga kamtibmas di Provinsi Kepri.
Dimana dunia saat ini sudah memasuki era baru dimana informasi menjadi salah satu arus utama dalam peradaban dunia. Kondisi ini pun, secara tidak langsung dan lambat laut membentuk pola masyarakat dimana informasi menjadi komoditas utama.
"Dan meningkatnya informasi, ternyata tidak selalu berefek positif bagi masyarakat. Salah satunya, adalah maraknya informasi bohong atau hoaks yang secara sadar atau tidak sudah menjangkiti ranah dunia maya. Bukan hanya tertipu dengan kabar bohong, fenomena hoaks juga berimplikasi pada memunculkannuya konflik horizontal," jelas Wawan Irawan.
Oleh karenanya, tambah Wawan, Hoaks kini menjadi salah satu 'penyakit utama' dari efek dunia maya yang penetrasinya dari waktu ke waktu kian meningkat seiiring aktifnya penggunaan internet dan media sosial itu sendiri.
Dan menjelang pemilu 2024 ini, berita hoaks kini sudah tidak bisa dipisahkan. Bahkan kecendrungannya bukan hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di berbagai negara.
"Oleh karena itu, kegiatan Focud Group Discussion ini sangat penting guna bersama-sama berpartisipasi, menyatukan persepsi, dan ikut serta dalam menjaga kamtibmas yang aman dan damai. Khususnya menjelang pemilu 2024 mendatang," tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Kabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad, S.H., M.Si., yang menyebutkan bahwa 'Berita Hoax diciptakan oleh orang pintar tapi Jahat. Dan dosebarluaskan oleh orang baik tapi bodoh'.
Untuk itu, edukasi kepada masyarakat akan bahaya penyebaran hoaks ini sangat penting. Mengingat, Hoaks ini bertujuan untuk membuat opini, menggiring opini, membentuk opini, hingga untuk bersenang-senang dengan menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna media sosial.
Oleh kerena itu, pihaknya meminta kepada awak media untuk bisa menjadi garda terdepan sekaligus menjadi agen pemutus hoaks dan berita bohong melalui memberitakan hal-hal yang mengedukasi serta memberikan pencerahan kepada masyarakat. Terlebih lagi dalam momen tahun politik.
"Masyarakat harus dibimbing untuk menjadi sosok yang bijaksana dan cerdas dalam bermedia sosial sehingga terhindar sebagai korban hoaks. Sehingga masyarakat jangan mudah terpengaruh oleh berita-berita yang tidak jelas kebenarannya. Sebelum menyebar berita, cari tahu dulu kebenarannya. Jadi kritis, bangun literasi digital. Smart-lah menggunakan media. Jadi Saringlah sebelum disharing," tegasnya. (riyan)