Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia. (net)
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid menyampaikan rumor di masyarakat, terkait pemerintah yang dianggap memberi perlakuan spesial kepada investor China di Batam. Secara spesifik, rumor tersebut menyinggung Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Kepala BP Batam Muhammad Rudi.
Padahal, kata Nusron, investor yang tertarik menanamkan modalnya di Batam ada dari Jepang, Taiwan, hingga Amerika Serikat (AS).
"Sehingga ada benarnya juga kalau dilihat dari fakta-fakta ini kemudian muncul rumor di masyarakat bahwa seakan-akan BP Batam, Menteri BKPM, pemerintah dan sebagainya itu dianggap terlalu meng-anak emaskan investor dari China, kalau di luar dari China diabaikan. Mereka sudah bayar, izinnya dicabut," ujarnya dalam rapat kerja di gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Senin (2/10/2023).
"Sehingga wajar kalau isu itu berseliweran yang mengatakan proses Rempang ini karpet merah buat investor China, kemudian yang lain dihambat," tambahnya.
Menurut Nusron, ada investor lain selain dari China yang mengajukan pengembangan kawasan industri di Pulau Galang, Batam. Meski tidak serumit investasi di Rempang, minat tersebut tidak direspons kepala BP Batam.
"Keempat sebelum ada proses pengajuan Rempang, ada beberapa pengusaha juga kebetulan bukan dari China mengajukan hal yang sama membangun kawasan industri di Pulau Galang, yang pulau itu tidak ada penduduknya, tidak se-complicated yang ada di Rempang, tapi lagi-lagi tidak direspon sama pak Rudi," ujarnya.
Menjawab itu, Bahlil menegaskan tidak ada perlakuan khusus dari pemerintah kepada investor tertentu. Terkait investasi Xinyi Group di Rempang Eco City, ia menjelaskan prosesnya sudah berlangsung lama. Pemerintah juga membuka pintu jika ada investor lain yang ingin masuk.
"Jangan ada persepsi seolah-olah investasi Rempang ini perlakuannya khusus, dari Kementerian Investasi nggak seperti itu. Kenapa, karena tim saya, perwakilan saya di China itu sudah melakukan pertemuan ini berbulan-bulan, berkali-kali," jelasnya.
Menurutnya, investasi Xinyi Group di Rempang adalah hilirisasi pasir kuarsa dan pasir silika, atau hilirisasi tahap kedua setelah nikel. Ia menyebut sudah mendatangi langsung Xinyi Group ke China.
Pada kesempatan itu Bahlil menegaskan tidak ada pengusaha yang bisa 'bermain' atau mengatur dirinya. Kalau terbukti ada praktik itu, ia mengaku siap mengundurkan diri.
"Coba tunjukkan kepada saya pengusaha siapa yang bisa main-main dengan saya. Kalau itu ada saya berhenti hari ini. Kalau ada pengusaha yang bisa mengatur saya untuk main-main dalam konteks urusan uang katakanlah, tunjukkan kepada saya, saya akan berhenti dari ruangan ini," pungkasnya. (detikcom)