Pertemuan Forum Indonesia, Malaysia & Thailand yang kemudian disingkat menjadi IMT-GT (Indonesia, Malaysia, Thailand - Growth Triangle) tahun 2023 baru saja dilaksanakan di Kota Batam.(diskominfo kepri)
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Pertemuan Forum Indonesia, Malaysia & Thailand yang kemudian disingkat menjadi IMT-GT (Indonesia, Malaysia, Thailand - Growth Triangle) tahun 2023 baru saja dilaksanakan di Kota Batam, Kepulauan Riau, Indonesian selama 4 hari penuh (26-29 September 2023. Tepatnya di Ballroom Marriot Hotel Harbour.
Suksesnya Kepulauan Riau menjadi tuan rumah penyelenggaraan rapat IMT-GT ini juga sudah tentu menjadi kesuksesan bagi Negara Indonesia menjamu para tetamunya selama berada di Indonesia, dengan pilihan lokasi Kota Batam, Kepulauan Riau. Kegiatan ini juga menjadi tampak lebih meriah karena disejalankan dengan kegiatan Gebyar Melayu Pesisir tahun 2023 di lokasi yang sama.
Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad memiliki peran penting dibalik suksesnya penyelenggaraan ivent internasional dibawah koordinasi Kemenko Perekonomian RI ini. Di hari pertama, Ansar Ahmad mendapat kesempatan untuk memimpin rapat tersebut untuk merumuskan sejumlah kebijakan strategis yang bisa dikerjasamakan antar ketiga negara, baik di bidang perekonomian, investasi, pariwisata, pendidikan, invrastruktur, teknologi, lingkungan hidup, pangan hingga industri halal.
Peserta yang hadir dalam rapat penting ini terdiri dari ADB (Asian Development Bank), Asean Secretariat, IMT-GT Subregional Cooperation, IMT-GT JBC (Joint Business Council), UNINET (University Network) dan UNESCAP (United Nation Economic and Sosial Commission for Asia and The Pasific). Rapat ini meliputi berbagai agenda pembahasan yang kemudian menjadi kesepakatan bersama yang dituangkan dalam bentuk join collaboration IMT-GT.
Muara akhir dari apa-apa yang menjadi kesepakatan bersama tersebut adalah untuk mendorong peningkatan Gross Domestic Product (GDP), konektivitas antar negara, penciptaan lapangan kerja dan terintegrasinya industri domestik pada global value chain dengan pendekatan sub regional yang terintegrasi, inovatif, inklusif dan berkelanjutan.
“Kita senang karena para delegasi yang hadir, baik dari Malaysia dan Thailand sangat konsen sekali dan komitment untuk mewujudkan apa-apa yang menjadi kesepakatan bersama. KIta juga dengan senang hati menyambut kedatangan mereka disini. Semoga apa-apa yang menjadi kesepakatan bersama dari rapat ini bisa membawa kebaikan bagi Kepri kedepannya dan untuk Indonesia secara luas," ujar Ansar, Minggu (1/10/2023).
Sebagai Gubernur Kepri, dalam kesempatan ini Ansar juga sempat menyampaikan perkembangan pembangunan ekonomi di Kepulauan Riau dan di Indonesia secara umum. Dijelaskan Ansar pertumbuhan ekonomi Sumatera saat ini terus menguat pasca pandemi, seiring penguatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di Kepulauan Riau saja pada triwulan 2 tahun 2023 pertumbuhan ekonominya mencapai 5,04 persen (year on year). Secara kumulatif pertumbuhan Sumatera tumbuh 4,90 persen (yoy) dan perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,17 persen.
“Akselerasi pertumbuhan ekonomi di Kepri didorong oleh pertumbuhan investasi. Di mana terdapat peningkatan kapasitas produksi yang dilakukan oleh pelaku usaha dan pembangunan infrastruktur yang masif seiring selesainya pembangunan jaringan Base Transceiver Station (BTS) sebagai akibat Kepri menjadi stasiun peluncuran satelit Satria-1 (Satelit Republik Indonesia),”jelas Ansar.
Selain itu, berbagai potensi kerja sama baik industri maupun pariwisata, lanjut Ansar, diantaranya Kepri memiliki potensi pengembangan industri halal dengan adanya Bintan Halal Hub, potensi industri teknologi digital di Nongsa Digital Park, dan juga potensi industri MRO dengan adanya KEK Galang Batang. “Harapan kita bersama terhadap forum IMT-GT CMGF ini dapat mengintensifkan networking dan kolaborasi antar negara, saling menggali potensi kerja sama sektor swasta, jaringan Universitas dan sektor-sektor lainnya,” katanyas.
Hadir para Delegasi IMT-GT CMGF dalam kesempatan ini seperti Head of Delegation of Malaysia Moh. Shukri Ramli (Chief Minister of Perlis), Head of Delegation of Thailand Pornpoth Penpas (Deputy Permanent Secretary for Interior, Ministry of Interior), Asian Development Bank Mr. Alfredo Perdiguero (Director for Southeast Asian Division) ASEAN Secretariat Kanchana Wanichkorn (Director for Sectoral Development Directorate).
Kemudian hadir juga Senior Official of Indonesia, Malaysia and Thailand, Governors and Chief Ministers (States and Provinces in Indonesia, Malaysia, and Thailand), Centre for IMT-GT Subregional Cooperation Mr. Firdaus Dahlan (Director), IMT-GT Joint Business Counc Sjahrian Harahap (Chairman of JBC IMT-GT Indonesia) dan University Network Prof. TS. DR. Hajah Roziah Mohd Janor (Chairman of UNINET - Vice Chancellor of Universiti Teknologi Mara Malaysia).
Setelah rapat awal selesai digelar untuk merumuskan apa-apa saja bidang yang bisa dikerjasamakan melalui pemapaparan dari masing-masing delegasi ketiga negara. Selanjutnya, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian RI Airlangga Hartanto keesokan harinya memimpin rapat untuk memantapkan apa-apa yang sudah disepakati untuk dikerjasamakan. Seperti yang di katakan Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto dalam jumpa pers, bahwa pertemuan tingkat Menteri dalam forum antara negara Indonesia, Malaysia, Thailand - Growth Triangle (IMT - GT) kali ini adalah untuk menyepakati peningkatan kerjasama ekonomi dan investasi di tiga kawasan Indonesia Malaysia dan Thailand.
"Kita sepakat untuk menjadikan tiga kawasan ini makin terintegrasi, inovatif, inklusif, hijau dan berkelanjutan hingga tahun 2036," jelas Menko Airlangga Hartato saat memberikan keterangan pers.
Dalam kesempatan ini Menko Airlangga Hartarto didampingi Ketua Delegasi Pemerintah Daerah Malaysia dan Deputy Permanent Secretary for Interior Mohamad Shukri Ramli, Ketua Delegasi Pemerintah Daerah Thailand Pornpoth Penpas dan Gubernur Kepri Ansar Ahmad.
Seperti yang dijelaskan Menko Airlangga, hasil dari pertemuan forum IMT- GT, ketiga negara saling menyepakati untuk terus meningkatkan pertumbuhman ekonomi dan investasi. Salah satunya sektor pariwisata dengan memperkuat peran Indonesia di Selat Malaka. Dan ini akan menguntungkan sekali bagi ketiga negara, karena sektor ini menjadi andalan dalam forum IMT-GT.
“Selain sektor pariwisata, pertemuan tingkat menteri juga menyepakati komitmen kita semua, untuk makin agresif, sesuai dengan blue ekonomi dan juga green growth atau pertumbuhan hijau, untuk terus meningkatkan hilirisasi utama karet dan juga sawit,” ujar Airlangga dalam kesempatan tersebut.
Airlangga pun melanjutkan, di tiga negara ini pula menjadi produsen penghasil karet dan sawit yang potensinya masih sangat besar untuk dikelola dan dikembangkan.
“Tidak itu saja, sektor ekonomi berbasis digital, industri produk, industri halal dan kawasan ekonomi khusus, juga menjadi bagian yang mendapat perhatian untuk terus ditingkatkan oleh anggota IMT- GT. Termasuk tentunya, perdagangan lintas batas,” ujarnya.
Adapaun Deputy Permanent Secretary for Interior Mohamad Shukri Ramli mengatakan, kalau kerjasama dalam IMT- GT kali ini, menjadi kerjasama yang sangat penting, untuk membina satu kesatuan ekonomi dan masyarakat. Apalagi saat ini dunia sdang dihadapkan pada tantangan ekonomi global.
“Karena dengan adanya kesamaan kebijakan dan tujuan dan dalam kerjasama ekonomi sesama anggota IMT - GT, maka akan makin menguatkan kita semua, dalam menghadapi setiap tantangan ekonomi pada masa- masa mendatang,” jelas Mohammad Shukri Ramli.(advertorial)