Nikuba alat yang disebut mampu menjadikan air sebagai penggati bahan bakar. (net)
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Diklaim bisa ubah air jadi bahan bakar kendaraan bikin Nikuba menuai kontroversi. Tapi sebenarnya bagaimana cara kerja Nikuba?
Alat bernama Nikuba belakangan menuai sorotan. Alat itu diklaim penemunya, Aryanto Misel, bisa 'menyulap' air jadi bahan bakar. Sebagai salah satu buktinya, Nikuba buatan Aryanto itu sudah dipasang di kendaraan dinas milik TNI.
Tak cuma itu, belum lama ini Nikuba juga dipamerkan di Italia setelah mendapat undangan dari PT Octagon Precision Indonesia yang memiliki induk di Negeri Pizza itu. Aryanto Misel mengatakan bahwa perusahaan Italia antusias dengan alat temuannya itu. Bahkan keduanya dikabarkan terikat kerja sama tanpa dijelaskan mendetail bentuk kerja sama yang dimaksud.
"Dari pihak otomotif di Milan antusias sekali ya, Pak," ujar Aryanto dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV nasional belum lama ini.
Nikuba sendiri memiliki fungsi memisahkan antara hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang terkandung di dalam air (H2O). Hidrogen yang telah terpisah kemudian dialirkan ke dalam ruang pembakaran dari mesin kendaraan bermotor.
Namun, air yang bisa digunakan dan dikonversi menjadi hidrogen untuk bahan bakar kendaraan bermotor adalah air yang sudah tidak memiliki kandungan logam berat.
Aryanto menjelaskan air yang dimasukkan ke dalam Nikuba akan melalui proses elektrolisis hingga terpecah menjadi hidrogen dan oksigen tersebut. Lalu hidrogen yang terpecah bakal dialirkan ke ruang pembakaran mesin kendaraan. Sementara itu oksigennya melalui proses elektrolisis lagi hingga bisa menjadi hidrogen. Hidrogen dari proses elektrolisis oksigen itulah yang dialirkan ke ruang pembakaran sehingga berperan menjadi pengganti bahan bakar.
"Untuk proses menghasilkan hidrogen, tetap dibutuhkan katalis. Dan katalis yang saya gunakan ini, buatan saya sendiri, hasil jerih payah saya untuk menemukan katalis yang tidak ada di pasaran," terangnya.
Dalam uji cobanya, 1 liter air yang dikonversi menjadi hidrogen lewat Nikuba diklaim bisa membuat kendaraan menempuh perjalanan Cirebon ke Semarang pulang pergi. Atau kalau dihitung secara jarak dalam 1 liter air bisa menempuh sekitar 480 km.
Kendati demikian, cara kerja Nikuba itu disorot ahli. Salah satunya Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri. Menurut pria yang akarab disapa Yus itu, teknologi pengubah air menjadi hidrogen seperti Nikuba bukanlah barang baru. Bila teknologi seperti itu, kata Yus maka tidak sepenuhnya bisa menggantikan peran bahan bakar. Bahan bakar masih dibutuhkan namun jumlahnya lebih sedikit. Kalaupun keseluruhan mengganti air jadi bahan bakar maka tetap membutuhkan aki dan bensin.
"Lama-lama aki bisa tekor karena secara keseimbangan energi tidak cukup. Lebih besar untuk memproduksi daripada yang berguna. Jadi tak hanya butuh aki, tapi juga tetap butuh bensin," terang Yus.
Ogah Dibantu BRIN
Nikuba temuan Aryanto Misel itu dinilai Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) perlu ada riset lanjutan. BRIN juga mempersilakan Aryanto untuk menggunakan fasilitas yang dimiliki guna mengembangkan temuannya itu. Namun hingga saat ini diketahui Aryanto sudah menutup pintu. Aryanto sudah kadung kecewa karena merasa 'dibantai habis' oleh BRIN saat dirinya tengah mempresentasikan Nikuba.
"Itu kan saya ribut itu sama orang BRIN, saya nerangin belum sampai selesai langsung dipatahin itu di tengah. 'Tanpa BRIN enggak akan jalan itu Nikuba', bahasa itu kan enggak etis. Mau jalan mau enggak buktinya Kodam beli sama saya udah ratusan juta sampai sekarang barangnya," jelas Aryanto. (detikcom)