Satelit Satria-1 segera diluncurkan dan bakal jadi salah satu peristiwa bersejarah di dunia telekomunikasi Indonesia. (net)
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Peluncuran Satelit Republik Indonesia atau Satria-1 bakal jadi salah satu peristiwa bersejarah di dunia telekomunikasi Indonesia. Satelit ini bakal menjangkau jaringan atau koneksi di berbagai pelosok Indonesia yang masih minim akses internet.
Komisaris Utama PSN Group Sofyan Djalil mengatakan peluncuran ini menjadi langkah baru untuk Indonesia dalam menyediakan akses internet yang merata di seluruh wilayah.
"Peluncuran ini akan membawa Indonesia ke era baru dalam menyediakan akses konektivitas yang setara di seluruh nusantara," kata Sofyan Djalil di Orlando, Amerika Serikat, Sabtu (17/6/2023).
Sofyan mengatakan hal ini jadi sebuah pencapaian besar bagi semua pihak. Menurutnya, pemerintah dan badan usaha sudah berkomitmen dalam mendukung proyek strategis nasional sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
"Kami yakin peluncuran satelit Satria akan semakin mempererat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara yang mewakili mitra strategis kami. Hubungan harmonis ini akan membuka pintu, memajukan kerja sama lintas berbagai sektor di masa depan," katanya.
Sebagai informasi, Satelit Satria-1 berkapasitas 150 Gbps ini akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 kepunyaan SpaceX. Adapun, satelit yang berjenis VerySatelit yang memiliki teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) ini punya tinggi sekitar 6,5 meter, bobot 4,5 ton, kapasitas 150 Gbps, dengan masa hidup sampai 15 tahun.
Kapasitas tersebut untuk menyediakan layanan internet di 50.000 titik (spot) di seluruh Nusantara yang belum tertangani Palapa Ring.
Adapun proyek strategis nasional tersebut dikerjakan oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), badan usaha swasta yang dibentuk Konsorsium PSN selaku pemenang tender, untuk mengoperasikan satelit pemerintah.
Penyediaan proyek satelit ini menggunakan skema kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Satelit dikerjakan oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), perusahaan yang dibentuk oleh pemenang tender yang terdiri dari PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusantara Satelit Sejahtera. (detikcom)