Ilustrasi: Tawuran pelajar
TRANSKEPRI.COM.GORONTALO- Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 3 dan SMK 5 yang berada di Kota Gorontalo terlibat tawuran. Diduga, tawuran kedua siswa SMK itu dipicu oleh insiden tali kutang pelajar perempuan.
Informasi yang diperoleh Kronologi.id, para siswa SMK 3 Kota Gorontalo mendatangi SMK 5 Kota Gorontalo yang berada di kelurahan Buladu, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, sekitar pukul 12:00 Wita.
Sesampainya di SMK 5, para siswa yang diduga dari SMK 3 itu langsung melempari batu sekolah tersebut.
“Saya dapat informasi dari kepala SMK 5 Kota Gorontalo bahwa ada siswa saya melakukan penyerangan dengan melempari batu di sekolah, dan mereka akan tawuran dengan siswa SMK 5 Kota Gorontalo,” kata Kepala SMK 3 Kota Gorontalo, Ishak Piu, Sabtu (29/2/2020).
Setelah mendapatkan informasi itu, Ishak langsung berkoordinasi dengan guru-guru yang ada di sekolahnya, untuk melakukan antisipasi.
“Kita langsung menghubungi pihak kepolisian yang berada di Polsek Kota Tengah, dan ada beberapa siswa yang sempat saya kejar, tapi tidak berhasil,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, siswa yang terlibat dalam tawuran itu sangat banyak. Namun pihak kepolisian sudah melakukan penangkapan kepada satu orang yang diduga terlibat dalam aksi tawuran tersebut.
“Yang terlibat dalam tawuran itu sangat banyak, sebab siswa yang ada di sekolahnya kurang lebih 1.400 orang, dan perempuan hanya kurang lebih 90 orang saja,” ungkap Ishak.
Lanjut, kata Ishak, tawuran itu tidak hanya melibatkan antar siswa saja, melainkan ada juga orang luar yang ikut terlibat. Bahkan, dari informasi yang didapatkan, mereka ada yang membawa sajam.
Jika terbukti siswanya terlibat dalam tawuran itu, kata dia, maka pihaknya akan memberikan hukuman.
“Saya tetap akan beri sanksi dan keluarkan dari sekolah,” tegasnya
Sementara itu, staf kesiswaan SMK 5 Kota Gorontalo, Andri Muda, menduga, tawuran itu dipicu oleh insiden tali kutang perempuan saja.
“Dua minggu lalu pernah terjadi masalah antara SMK 5 dan SMK 3 Kota Gorontalo hanya karena masalah perempuan. Dan siswa SMK 3 dikeroyok di SMK 5 Kota Gorontalo,” kata Andri.
Pengeroyokan dua minggu lalu itu, kata dia, berawal dari salah satu siswi SMK 5 Kota Gorontalo, di mana tali kutang siswi itu ditarik hingga putus oleh salah satu siswa SMK 5 Kota Gorontalo.
Setelah tali kutangnya putus, siswi SMK 5 Kota Gorontalo itu kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pacarnya yang merupakan siswa SMK 3 Kota Gorontalo. Pacarnya pun langsung mendatangi SMK 5 Kota Gorontalo.
“Pacarnya mendatangi SMK 5 Kota Gorontalo untuk melakukan pembelaan. Dan akhirnya dirinya dikeroyok oleh siswa SMK 5 Kota Gorontalo,” tutur Andri.
“Berdasarkan kejadian dua minggu lalu itu, bisa diduga tawuran itu karena dendam,” ujarnya.
Namun, Andri menegaskan, siswi SMK 5 Kota Gorontalo yang mengalami insiden tali kutang itu adalah siswi yang berprestasi. Sehingga, menurutnya, tidak mungkin dia mempengaruhi teman-teman sekolahnya untuk melakukan pengeroyokan.
“Tapi teman-temannya yang mungkin saja tidak senang dengan kejadian itu,” sambungnya.
Sampai saat ini, kata dia, pihak kepolisian masih terus melakukan pencarian atas siswa dan orang-orang yang terlibat dalam tawuran tersebut.
“Tapi motif kita masih melakukan pendalaman, apakah itu bersangkutan dengan masalah dua minggu lalu atau tidak,” tuturnya.
“Sampai saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pencarian kepada siswa yang terlibat,” pungkasnya.(009)