Forum Demokrasi Pemuda NTT Kota Batam Gelar Diskusi Politik di Golden View Hotel, Bengkong, Kota Batam. (transkepri.com/adri)
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Forum Demokrasi Pemuda NTT Kota Batam menggelar diskusi panel menyandang tema "Membangun Kesadaran Komunal Dalam Menyambut Tahun Politik" bertempat di Golden View Hotel Bengkong, Kota Batam.
Situasi sosial dan politik sering kali memanas menjelang tahun politik karena masing-masing pihak berusaha untuk memenangkan dukungannya pada pemilihan Presiden maupun Legislatif. Para partisan, simpatisan dan puritan menjadi alat pengendali bagi pihak-pihak yang haus akan kekuasaan (power syndrom) untuk mencapai tujuan dengan menghalalkan segala cara baik ditingkat nasional maupun di daerah.
Diskusi panel ini, menghadirkan Panelis yang memiliki latar belakang yan berbeda-beda dan dengan keahlian serta pengalaman praksis masing-masing, diantaranya, Ketua STIE Bantara Persada Batam Agus Seleti Susilo Amojo, Ketua Komisi Kerawam Kevikepan Utara Keuskupan Pangkal Pinang RD. Laurensius Dihe Sanga, Panwascam Batu Ampar Andreas Ara Songa, Praktisi politik Anggota DPRD Kota Batam Dominggus R.R Woge dan dipandu oleh moderator Silvester Kopong Diaz Viera.
Ketua panitia pelaksana, Saverius Seda menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan bentuk edukasi dan pendidikan politik kepada masyarakat khususnya masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menetap di Kota Batam.
"Kegiatan ini di gelar agar masyarakat melek politik dan sadar bersama sehingga tidak sekedar menjadi komoditas politik lima tahunan," ucap Saverius, Senin (08/05).
Lanjutnya, Forum Demokrasi Pemuda NTT Kota Batam ini tidak hanya membahas tentang politik tetapi juga mengenai sosial kemasyarakatan berkaitan dengan ketenagakerjaan, peningkatan skill (upgrade skill) dan pemberdayaan ekonomi masyarakat serta pembekalan usaha (entrepreneur) bagi generasi muda.
"Politik dan ekonomi merupakan dua hal yang tidak bisa dilepas-pisahkan," pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang tokoh muda NTT Willy Goran, yang juga hadir dalam forum diskusi tersebut ketika berdialektika dengan para panelis menyatakan, ada pergeseran nilai dan moral.
"Kita yang muda sering diadu domba hanya karena kepentingan politik semata, sekarang saatnya kita bangkit dan sadar bersama," ucap Willy.
Kemudian, Stanislaus Nong melanjutkan, ia mengatakan kegiatan ini sangat luar biasa dan positif membuka cakrawala berpikir kita yang baru tentang politik agar nanti kita boleh mendapatkan pemimpin yang berkualitas dan merakyat.
"Hendaknya kita menjadi masyarakat Batam sekalipun kita berasal dari Timur. Sebab ada pepatah mengetahui "dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung" yang artinya berbaur dan bersatu padu dengan entitas masyarakat suku-suku yang lain tanpa membedakan siapapun dia," kata Stanislaus. (adri)