Sebuah hotel di Tenerife, Spanyol, dikunci setelah dua tamunya dinyatakan positif virus Corona. Foto/Yahoo News
TRANSKEPRI.COM. MADRID - Seribu tamu dan pekerja di sebuah hotel di Tenerife, Spanyol, telah dikarantina. Penyebabnya, seorang dokter asal Italia dan istrinya dinyatakan positif mengidap virus Corona.
Otoritas kesehatan di Kepulauan Canary memerintahkan penutupan hotel H10 Costa Adeje Palace di Tenerife selatan setelah dokter Italia mengeluh sakit dan hasil tes menunjukkan dirinya terkena virus Corona pada Senin lalu.
Hari berikutnya, pemerintah daerah setempat mengumumkan jika istrinya juga dinyatakan positif.
Pasangan Italia itu diperkirakan menghabiskan waktu selama enam hari di hotel bintang empat di pinggir laut, yang digunakan oleh perusahaan paket liburan Tui dan Jet2Holidays.
Pasangan ini diyakini berasal dari Italia utara, di mana mayoritas laporan kasus virus Corona yang mencapai 283 berasal dari daerah itu.
Pada hari Selasa sore, hotel, di pinggiran Adeje, sepi pengunjung dan para pekerja telah diberitahu untuk tidak bekerja.
Resor ini kemudian dijaga oleh petugas polisi yang menggunakan masker dan menolak berbicara dengan media. Penghalang berwarna merah pun telah didirikan beberapa ratus meter dari pintu masuk utama.
Toko-toko, bar dan restoran di dalam telah ditutup, dan staf yang datang untuk bekerja di pagi hari telah diberitahu untuk pulang.
Sebuah surat yang dikirim oleh manajer kepada para tamu mengatakan mereka harus tinggal di kamar setelah diagnosis virus Corona.
"H10 Hotels telah menerapkan semua rekomendasi kesehatan dan operasional dari otoritas kesehatan untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan pelanggan dan karyawan," kata pihak hotel.
"Selain itu, kami menyediakan pelanggan dan staf hotel semua perawatan dan perhatian yang diperlukan sehingga, meskipun ada ketidaknyamanan yang disebabkan oleh situasi ini, mereka dirawat sebaik mungkin," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (26/2/2020).
Seorang tamu asal Inggris mengatakan kepada Reuters bahwa ia termasuk di antara mereka yang dikarantina dan mengeluhkan kurangnya informasi.
"Kita bisa melihat dari jendela ada petugas keamanan di luar hotel dan sekitar 50 karyawan hotel," kata Christopher Betts di telepon dari kamar hotelnya.
Ia menambahkan bahwa para tamu diminta untuk tetap berada di kamar mereka.
Betts mengatakan mereka diizinkan untuk sarapan di restoran hotel tetapi menambahkan: "Kami tidak menerima informasi apa pun."
Dia mengatakan dia belum menjalani tes virus Corona.
Para pelayan yang bekerja disebuah restoran berjalan kaki dari hotel mengatakan sebagian besar pemesanan makan siang hari telah dibatalkan sebagai akibat dari penguncian. Beberapa pelanggan yang memberanikan diri diberi sambutan hangat, satu dosis gel tangan dan diminta, dengan sangat sopan, untuk menjaga jarak beberapa meter.
Tetapi meskipun diliputi ketegangan, orang-orang memuji pihak berwenang setempat atas reaksi mereka yang tenang dan cepat terhadap situasi tersebut.
Ashotel, asosiasi para pelaku bisnis perhotelan di Tenerife dan empat pulau Canary lainnya, menyerukan agar tetap tenang dan mengatakan protokol yang berlaku dijalankan.
"Hotel tempat turis yang terkena dampak itu melakukan semua yang mereka bisa untuk mengatasi situasi dan menunjukkan tanggung jawab penuh serta mengikuti semua langkah yang ditetapkan dalam protokol," kata juru bicara asosiasi tersebut.
“Situasi di dalam hotel normal; semua pelanggan terus diberi tahu tentang apa yang sedang terjadi dan bekerja sama sepenuhnya ketika harus mengikuti rekomendasi yang ditetapkan oleh pihak berwenang," ia menambahkan.
Pemerintah Spanyol juga mendesak orang-orang untuk tetap tenang dan mengatakan komisi kabinet tentang virus Corona telah bertemu untuk membahas perkembangan terakhir pada Selasa pagi.
Nadia Calvino, salah satu dari empat wakil perdana menteri Spanyol, mengatakan negara itu akan mengadopsi semua tindakan pencegahan yang diperlukan terkait virus Corona. Ia menambahkan bahwa pemerintah Spanyol berkomitmen untuk transparansi total dan untuk menjaga orang dengan baik dan tepat waktu memberikan informasi.
“Spanyol memiliki sistem kesehatan kelas satu dan kami telah mengeluarkan pesan untuk menenangkan dan percaya diri sejak awal semua ini,” ucap Calvino.
Pulau Canary sendiri masih berhadapa dengan akibat badai pasir Sahara yang mengurangi visibilitas dan membuat ribuan pelancong terdampar di bandara pada akhir pekan.
Fenomena meteorologi, yang dikenal sebagai calima, disertai oleh angin kencang hingga 75mph yang mengobarkan setidaknya tiga kebakaran hutan di pulau Canary yang berbeda. (ssb)