Dirut bright PLN Batam yang lama, Nyoman S (kiri) dan Dirut yang baru M Irwansyah Putra saat serahterima jabatan pada akhir September 2022 lalu. (foto:dok)
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Padamnya listrik pada sebagian besar wilayah di Batam dan Bintan, sejak Minggu pagi (01/01/22), mulai pukul 04.00 WIB sampai Minggu malam, mendapat kecaman banyak pihak. Terkait blackout yang terjadi, muncul dorongan agar Direktur Utama (Dirut) bright PLN Batam segera mengundurkan diri alias lengser dari jabatannya.
Menurut akademsi yang juga pelaku usaha di Batam, Joni Ahmad SE, MM, dengan blackout yang terjadi, bright PLN Batam bisa dikatakan telah membuat keresahan yang berdampak negatif menjatuhkan nama baik Batam-Bintan di mata wisatawan dan investor. Katanya, blackout electrical yang memakan waktu lebih dari delapan jam, merupakan hal yg tidak bisa ditolerir.
Menurut Joni, sebagai provider kelistrikan, sesungguhnya bright PLN Batam bukan BUMN, akan tetapi perusahaan swasta yang saham kepemilikannya sebagian dimiliki oleh PT. PLN persero.
"Blackout ini tak dapat ditolerir. Bright PLN Batam wajib dipanggil oleh legislatif untuk RDP dan diberi Warning. Bahkan Dirut bright PLN Batam harus lengser dari jabatannya, karena terbukti tak mampu mengelola kelistrikan di Batam," tegas mantan petinggi salahsatu BUMN di Batam ini.
Sejak September 2022, Irwansyah Putra Jabat Dirut bright PLN Batam
Seperti diketahui, pada 27 September 2022 lalu, bright PLN Batam mengumumkan penunjukan jajaran direksi baru yaitu, Muhammad Irwansyah Putra menggantikan Nyoman Suwarjoni Astawa sebagai Direktur Utama.
Kemudian Khairullah menggantikan Buyung Abdul Zalal sebagai Direktur Bisnis dan Pengembangan Usaha dan Pardamean Matondang menggantikan Khairul Amri sebagai Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia.
Berdasarkan catatan media ini, kondisi blackout separah saat ini, tidak pernah terjadi pada masa kepemimpinan Dirut Bright PLN Batam sebelumnya, Nyoman Suwarjoni. (san)