TRANSKEPRI.COM.BATAM- Kota Batam paling tepat melakukan promosi produk pariwisata, umkm, investasi, dan sebagainya karena pada tahun 2019 Batam penyumbang wisatawan mancanegara (wisman) terbesar nomor dua di Indonesia. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata saat membuka kegiatan Indonesia Tourism and Trade Investment Expo (ITTIE) yang berlangsung di Nagoya Hill Shopping Mall, 1-4 Desember 2022.
"Akan banyak melihat pameran ini, baik wisman, wisata domestik, maupun masyarakat Batam," katanya.
Ardi menyebut, Batam mempunyai 12 pusat perbelanjaan yang tersebar di Kota Batam. "Silahkan berpameran di Batam, saya akan terus mempromosikan kegiatan ini," ucapnya.
Di acara itu, Ardi menyampaikan tahun 2024 merupakan Visit Batam Indonesia (VBI) 2024 atau tahun kunjungan wisata ke Kota Batam (Visit Batam Years) tahun 2024. Program ini diluncurkan untuk mendongkrak kembali kunjungan wisatawan ke Kota Batam.
"Kita sudah launching Visit Batam, banyak event luar biasa di Batam silahkan bapak ibu berencana kembali ke Batam karena Batam cocok untuk berpromosi," terangnya.
Pemukulan gong oleh Kepala Disbudpar Kota Batam sebagai tanda acara dibuka. Ardi juga mengunjungi stand peserta untuk melihat produk yang ditawarkan.
Direktur Utama Furindo Artha Mas, Widia Zaskia, menyampaikan kegiatan ini berlangsung di tiga kota di Indonesia, yakni Batam, Jakarta, Bandung. Ia menyebut kegiatan ITTIE sudah lima kali dilaksanakan di Kota Batam.
"Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan baik di bidang pariwisata, dan ekonomi kreatif perdagangan, perindustrian, pertanian dan umkm (usaha mikro kecil menengah) dari daerah masing-masing peserta," katanya.
Ia menyebutkan pameran, diikuti oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah, Biro Perekonomian Tapanuli Selatan, Sekretariat Daerah Kabupaten Muara Jambi, Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kota Padang Sidempuan, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang. Sebelumnya Furindo Artha Mas menggelar kegiatan yang sama pada Bulan Juli lalu. Pada pameran tersebut ada provinsi yang mendapat omzet miliaran.
"Seperti pada Juli dari Provinsi Kalimantan Timur mendapat buyer senilai Rp 37 miliar. Buyer dari Singapura untuk pengiriman pisang kepok. Mereka membawa hasil dari perkebunan pisang kepok yang mendapat kontrak dari Singapura dan kontrak dua tahun," ucapnya.
Ia berharap, di penghujung tahun ini peserta yang mengikuti pameran mendapatkan pembeli (buyer) dari pengusaha yang ada di Kota Batam.(r)