Varian baru covid-19
TRANSKEPRI.COM.BATAM- Kasus COVID-19 subvarian baru Omicron XBB, terdeteksi di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Hal itu diketahui dari hasil pemeriksaan sampel yang dilakukan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL) Batam.
"Jadi temuan sampel itu bukan semuanya warga Batam. Hampir 80 persen orang dari luar Batam. Hasil yang diperiksa tanggal 4 -6 November 2022. Satu orang terpapar varian XBB dan 19 orang terpapar varian XBB.1. Artinya sudah lama dan bermutasi," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kepri Tjetjep Yudiana, Jumat (11/11/2022).
Tjetjep menyebutkan varian XBB yang terdeteksi tidak seganas Varian Delta. Ia merincikan virus COVID-19 varian XBB terdeteksi di tenggorokan sampai ke usus. Varian tersebut juga diperkirakan masuk ke Batam sejak Oktoberlalu.
"Ciri-cirinya hanya bersarang pada tenggorokan sampai ke usus. Tidak di paru-paru. Jadi gejala sesak nafas yang biasa menyebabkan kematian, sedikit dijumpai pada varian XBB. Sehingga kematian lebih sedikit," ujarnya.
Satgas penanganan COVID-19 memperkirakan warga di luar Batam yang terdeteksi varian XBB saat melakukan perjalanan ke Singapura melalui Kota Batam atau Tanjungpinang.
"Varian XBB ini tidak bisa terdeteksi oleh rapid test antigen. Selama ini yang bisa melaksanakan pemeriksaan sampel di Kepri hanya BTKL Batam. Itu juga reagensianya baru mereka pada awal november. Dari sampel yang dikumpulkan sejak September lalu diperiksa oleh Reagen yang baru," tambahnya.
Satgas penanganan COVID-19 Kepri juga mendeteksi satu kematian di Batam beberapa waktu lalu karena varian XBB. Untuk antisipasi varian XBB Satgas penanganan Covid-19 di Kepri menerapkan beberapa antisipasi merujuk pada Permendagri.
"Tapi bukan berarti tidak ada kematian. Ada, beberapa hari yang lalu ada laporan kematian di Batam. Langkah pertama, melakukan pengetatan sebagaimana instruksi Mendagri. Kedua, percepatan vaksinasi booster. Ketiga, semua Dinkes kabupaten/kota melaksanakan testing dan tracing terhadap kontak erat agar bisa ditangani secepat mungkin. Keempat, mengaktifkan kembali posko-posko di kelurahan dan desa," sebutnya
"Belum pembatasan karena PPKM itu berdasarkan levelisasi, saat ini masih kita level 1. Kalau meningkatkan lagi, kemungkinan akan ke level 2 atau 3. Bisa saja ada lagi pembatasan seperti dulu. Untuk menghindari itu, maka ayo lakukan rekomendasi tersebut. Agar kehidupan tetap seperti sekarang yang lebih nyaman," tutupnya. **