Ketua PSSI, M iriawan alias Iwan Bule
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan disebut anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Vivin Cahyani Sungkono rela melepas jabatannya usai Tragedi Kanjuruhan.
Hal itu diungkapkan Vivin saat menggambarkan situasi emergency meeting atau rapat darurat pada Jumat (28/10). Dalam rapat ini Iriawan disebut setuju untuk diadakan Kongres Luar Biasa (KLB).
Dengan adanya KLB otomatis masa kepemimpinan Iriawan tidak sampai akhir 2023. Bahkan Iriawan tidak akan bisa mengawal Piala Dunia U-20 2023 yang selama ini dikawalnya.
"Tidak ada voting karena semuanya mau [ada KLB]. Ini semuanya sepakat mau percepatan KLB, ya jadinya tidak ada voting, termasuk ketua umum," kata Vivin kepada CNNIndonesia.com.
"Ketua Umum juga dengan sangat legowo menyampaikan jabatan ini hanya amanah. Jangankan jabatan, usia saja tidak bisa dipertahankan. Mudah-mudahan dengan yang kami putuskan bisa menjadikan sepak bola lebih baik," ucapnya.
Vivin menambahkan KLB merupakan wujud tanggung jawab PSSI atas Tragedi Kanjuruhan. Dalam hal ini PSSI ingin mengawal proses transformasi dan memastikan KLB hingga tuntas.
"Kalau kompetisi kami berharap dari pemangku kepentingan olahraga ini melihat niat baik PSSI, karena kecintaan kami akan sepak bola, tanggung jawab moral kami terhadap para korban Tragedi Kanjuruhan, kami berharap mereka yang jadi korban tidak sia-sia," ucapnya.
Mantan pelaksana tugas (Plt) Asprov DKI Jakarta ini mengatakan, tak ada tekanan dari pemerintah untuk menggelar KLB.
"Enggak [ada tekanan liga ga jalan kalau tidak ada KLB]. Sama sekali. Tekanan besar, tetapi bukan hanya dari pemerintah. Tekanan keadaan ini lho," ucap Vivin menjelaskan.
PSSI berencana akan menggelar Kongres Biasa terlebih dahulu pada Januari 2023 guna menentukan Komite Banding dan Komite Banding Pemilihan untuk KLB yang akan dilaksanakan kemudian. **