Harvard University
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Studi yang dilakukan salah satu peneliti Harvard University jadi perbincangan ketika memprediksi seharusnya Indonesia sudah memiliki kasus virus corona. Belakangan peneliti tersebut menegaskan tidak bermaksud menuduh pemerintah Indonesia menutupi kasus virus corona.
Ahli epidemiologi Profesor Marc Lipsitch menegaskan bahwa studinya hanya untuk menggambarkan apakah kasus yang dilaporkan sudah mewakilkan kondisi sebenarnya berdasarkan model statistik. Studi melihat data beberapa negara tidak hanya Indonesia.
Marc menyebut bahwa prediksinya juga bisa salah. Ia menegaskan ketika suatu negara diprediksi seharusnya sudah ada kasus virus corona namun ternyata belum dilaporkan, bukan berarti itu adalah sebuah penghinaan atau tuduhan.
"Kami tidak pernah bermaksud mengatakan bahwa Indonesia sedang menutup-nutupi sesuatu," kata Marc dalam wawancaranya dengan youtuber Nadhira Afifa.
"Menurut saya mungkin saja (tidak ada kasus). Karena semuanya itu mungkin walau kecil... Model penelitian ini juga tidak sepenuhnya sempurna jadi mungkin saja prediksinya tidak akurat 100 persen," lanjut Marc.
Bila seandainya nanti Indonesia menemukan kasus, Marc menyebut kemungkinan itu sudah bukan kasus impor lagi alias transmisi lokal.
"Kesimpulannya sekali lagi studi ini bermaksud membantu memberi sinyal hal yang harus diperhatikan. Kami dengan senang hati bila bisa membantu dengan cara lain," pungkas Marc. (009)