Istana Bung Hatta
TRANSKEPRI.COM.PADANG– Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi akan ‘me-rebranding’ Kota Bukittinggi yang selama ini disebut sebagai Kota Wisata menjadi ‘Bukittinggi Kota Bung Hatta’.
Rencana tersebut diungkapkan Koordinator Bina Akhlak Universitas Bung Hatta (UBH), Firdaus, ketika mendampingi putri Bung Hatta, Meutia Hatta, bersilaturahmi dengan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), di Istana Gubernur, Selasa (5/7/2022) lalu.
Firdaus meyebutkan, perubahan sebutan atau ikon Kota Bukittinggi telah dicanangkan oleh Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar.
“Ikon Kota Bukittinggi dari Bukittinggi Kota Wisata menjadi Bukittinggi Kota Bung Hatta akan diresmikan pada bulan Desember tahun 2022 mendatang,” kata Firdaus.
Diketahui, Bukittinggi adalah kota kelahiran Bung Hatta. Di kota ini, terdapat rumah yang ditempati sang Proklamator waktu kecil. Kini, rumah tersebut telah dijadikan museum.
Sementara itu, Meutia Hatta mengungkapkan, ayahnya, DR Mohammad Hatta atau Bung Hatta merupakan sosok teladan kesederhanaan dan bapak bangsa yang sepanjang hayatnya menjadi pemimpin berintegritas dan bersahaja.
Bung Hatta, kata Meutia, juga dikenal memegang kuat prinsip Minangkabau terutama tentang kebersamaan serta musyawarah mufakat dalam kehidupan sehari-hari.
“Budaya Minangkabau yang mempengaruhi Bung Hatta ialah prinsip kebersamaan. Sebagai sosok yang sederhana ia tidak mengharuskan orang-orang hanya menghormatinya, melainkan ia juga menghormati orang lain termasuk di dalam keluarga,” ujar Meutia Hatta.
Tidak hanya kesederhanaan dari Bung Hatta saja yang dapat dijadikan teladan, banyak hal dari seluruh sikap yang patut ditiru, salah satunya adalah pendidikan. Itulah sebabnya, Hasan Basri Durin, yang pada awalnya memiliki yayasan yang bernama Wawasan Nusantara, kemudian diubah menjadi Universitas Bung Hatta.
“Waktu itu Prof Hasan bertemu dengan Ibu saya, beliau bilang ingin mendirikan sebuah universitas yang diberi nama Universitas Bung Hatta. Lalu ibu saya berpesan agar universitas tersebut dapat menghasilkan mahasiswa yang mempunyai pemikiran dan sikap layaknya Bung Hatta,” ungkapnya.
Meutia juga menceritakan bagaimana Bung Hatta mempertahankan nilai idealismenya demi rakyat Indonesia yang beliau pegang teguh bahkan sampai akhir hayatnya.
“Bung Hatta menolak dikuburkan di makam pahlawan, ia hanya ingin dikubur di kuburan biasa, di tengah masyarakat Indonesia yang nasibnya ia perjuangkan hampir sepanjang hidupnya,” katanya.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah berharap para generasi muda dapat mencontoh perilaku Bung Hatta, oleh karena itu ia melakukan langkah-langkah dalam upaya mengenang sekaligus mengenal lebih dalam sosok Bung Hatta dari segala sisi.
“Pertama, kami bersama Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumbar tengah mengadakan lomba menulis dan pidato tentang keteladanan Bung Hatta di tingkat siswa SMA/SMK negeri dan swasta di Sumbar,” ungkap Gubernur Mahyeldi.
Langkah kedua, kata Mahyeldi, tahun 2023 Pemprov Sumbar akan mengadakan seminar nasional tentang sosok Bung Hatta secara luas, dari segala sisi, dan keteladanan yang banyak belum diketahui lainnya yang patut dicontoh generasi muda.
“Oleh karenanya saya harap kepada Ibu Meutia untuk memberikan rekomendasi siapa saja narasumber yang bisa menceritakan kisah Bung Hatta secara komprehensif,” ujar Gubernur Mahyeldi. (tm)