Ilustrasi: Perjalanan
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum berencana untuk mengetatkan protokol kesehatan (prokes) untuk perjalanan di tengah peningkatan kasus covid-19.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan kasus covid-19 kembali melonjak, tapi masih bisa dikendalikan. Oleh karena itu sampai saat ini protokol kesehatan pada transportasi yang ada masih bisa dijalankan.
"Belum ada rencana untuk pengetatan (protokol kesehatan) lagi dalam waktu dekat," kata dia kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (20/6).
Menurut Adita, terkait pengetatan kembali protokol kesehatan akan dibahas bersama dengan satgas dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) sebagai koordinator PPKM.
Ia menyebut parameter untuk memperketat protokol kesehatan ditentukan oleh beberapa aspek. Adapun aspek tersebut meliputi peningkatan kasus, tingkat kematian akibat covid, serta jumlah keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit.
"Sampai dengan saat ini informasi dari Satgas, kasus naik tapi BOR itu naiknya landai. Kemudian juga tingkat kematian relatif rendah," kata Adita.
Saat ini, aturan perjalanan bagi masyarakat tidak perlu tes PCR atau antigen jika sudah menerima vaksinasi dosis lengkap.
Berdasarkan data harian yang dirilis Satgas covid-19 per Minggu (19/6), penambahan kasus covid-19 baru tercatat 1.167 orang. Dengan demikian akumulasi kasus covid-19 di Indonesia sejak pasien pertama diumumkan pada Maret 2020 kini menjadi 6.068.075.
Dengan jumlah penambahan kasus positif covid-19 yang mencapai 1.167 orang itu, menjadikan kasus covid-19 di Indonesia naik di atas 1.000 dalam lima hari berturut-turut.
Per Rabu (15/6), kenaikan kasus positif harian covid-19 di RI sebanyak 1.242 kasus. Kemudian, pada Kamis (16/6) dan Jumat (17/6), tambahan kasus harian covid-19 masing-masing 1.173 dan 1.220 kasus.
Kemudian, pada Sabtu (18/6), kasus harian positif covid-19 bertambah sebanyak 1.264 kasus.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi penambahan kasus harian Covid-19 bisa mencapai 20 ribu kasus menjelang akhir Juli mendatang.
Budi mengungkapkan prediksi itu berdasarkan data di Afrika Selatan, negara pertama yang menemukan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
"Kami percaya bahwa nanti akan ada kenaikan maksimal 20 ribu per hari sebulan setelah diidentifikasi, minggu ketiga-minggu keempat Juli dan nanti akan turun kembali," kata Budi.
Di satu sisi, Kemenkes menyatakan masyarakat sudah memiliki kekebalan baik secara alami lantaran banyak yang pernah terinfeksi, maupun berkat vaksinasi virus corona. (tm)