Setelah Berjuang Selama 50 Tahun Slovenia Akhirnya Punya Masjid

Jumat, 07 Februari 2020

Masjid pertama di Slovenia

TRANSKEPRI.COM.LJUBLJANA- Umat Islam di Slovenia bisa beribadah dengan lega. Kini, mereka memiliki masjid pertama, setelah perjuangan panjang selama 50 tahun.

Slovenia menjadi salah satu negara Balkan pecahan dari Yugoslavia. Negara di Eropa tengah ini memiliki penduduk yang mayoritas beragama katolik.

Biar begitu, negara ini juga memiliki komunitas muslim yang solid. Setelah perjuangan panjang selama 50 tahun, akhirnya masjid pertama berdiri di ibukota Ljubljana.

Dihimpun detikcom dari CNN, Kamis (6/2/2020) Masjid Slovenia ini akan menjadi titik balik dari kehidupan islam di sana.

Slovenia adalah bekas negara bagian Yugoslavia terakhir yang mendapatkan masjid, menjadikan Ljubljana sebagai ibu kota daripada kota provinsi di ujung dunia," Mufti Nedzad Grabus, salah satu anggota komunitas.


Perjuangan muslim di Slovenia untuk memiliki masjid cukup panjang. Yakni, sudah sejak 1960-an. Tapi, izin baru diterima 15 tahun lalu. Artinya, sudah lebih dari 50 tahun perjuangan muslim di Slovenia menanti sebuah masjid.

Kini, masjid yang dibangun mulai tahun 2013 dengan biaya sekitar Rp 515 juta itu berdiri kukuh. Masjid Slovenia bukan cuma sekedar rumah ibadah. Di sana ada kantor komunitas, perpustakaan, restoran, lapangan basket, hingga perumahan bagi ulama Muslim.

Jumlah umat Islam di Slovenia sekitar 2,5 persen atau sekitar 80 ribu dari 2 juta penduduk. Sementara masjid ini bisa menampung sampai 1.400 jamaah dalam sekali ibadah.

Semua bangunan terbuat dari beton putih yang dipadukan dengan baja, kaca, dan kayu. Sang arsitek masjid Slovenia, Matej Bevk mengatakan interior tersebut memiliki arti. Dipadupadankan dengan kaca akan menggambarkan transparansi dan keterbukaan.

Sebelumnya, umat Islam di Slovenia selalu menyewa gedung olahraga atau gedung pertemuan untuk melakukan ibadah dan upacara keagamaan.

"Saya berharap masjid memungkinkan anak-anak saya untuk kembali berkomunikasi dengan komunitas Islam, untuk bertemu orang-orang progresif dan menemukan teman-teman yang dapat berbagi ilmu agama mereka," seorang muslim Slovenia, Azra Lekovic, berharap.(009)