Ilustrasi Pesawat Batik Air..
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Pemerintah resmi melarang akses penerbangan dari dan menuju China hari ini sejak pukul 00.00 WIB dalam rangka mengantisipasi virus Corona. Otomatis, rute maskapai menuju negeri tirai bambu akan ditutup sementara.
Lantas, berapa kerugian yang diderita maskapai imbas kebijakan ini?
Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan bahwa pihaknya belum ingin bicara soal kerugian. Yang jelas Garuda sedang mencari solusi untuk mengakali penutupan rute ke China.
"Jangan ngomong soal kerugian lah. Ada yang lagi sakit gini. Kita cari cara dulu lah," kata Irfan ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Sementara itu Lion Air masih sedang menghitung kerugian yang dialami maskapai. Yang jelas ada 30 penerbangan yang dibatalkan per pekan.
"Kami lagi hitung. Kan belum tahu sampai kapan. Loss opportunity kita hitung sampai kapan. (Penerbangan cancel) 30 per pekan," ungkap Managing Director of Lion Air Indonesia Daniel Putut Kuncoro
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sendiri menilai bahwa apabila ada kerugian memang menjadi resiko bagi maskapai. Yang jelas menurutnya maskapai harus ikut mencegah penyebaran virus Corona ke para penumpang sebagai konsumennya.
"Saya pikir itu jadi risiko bisnis bagi airline. Justru airline harus take care kepada konsumen," ungkap Budi Karya.
Mengenai kompensasi untuk penumpang yang terlanjur membeli tiket untuk penerbangan yang dibatalkan, Budi Karya mengatakan akan mengkoordinasikannya dengan maskapai.
"Nanti kan saya rapat dengan airline. Setelahnya itu baru ada keputusan yang kongkret, apakah refund atau pengalihan rute," kata Budi Karya.(007)