Masjid Prophet Muhammad di Rusia
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Banyak yang tak tahu, Rusia kini memiliki mesjid terbesar di Eropa. Mesjid tersebut dinamakan Masjid Prophet Mohammed dan menjadi tempat ibadah umat Muslim terbesar di Rusia.
Mesjid ini diresmikan Vladimir Putin pada Jumat, 23 Agustus 2019 dan diklaim sebagai masjid terbesar bahkan terindah di Eropa.
Seperti apa keunikan masjid yang terletak di Kota Shali, Chechnya, negara federasi Rusia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam ini?
1. Marmer yang Sama Dengan Masjidil Haram
Masjid Prohet Mohammed memiliki halaman luas dengan total mencapai 9.700 meter persegi yang mampu menampung hingga 70.000 orang.
Pembangunan masjid ini diinisiasi oleh seorang pemimpin muslim, Ramzam Kadyrov yang sekaligus merupakan sekutu Presiden Rusia.
Masjid ini memiliki desain yang megah dengan gedung berwarna putih dan lantai marmer berkualitas dari Pulai Thassos, Yunani.
Marmer tersebut sama dengan marmer yang digunakan pada Masjidil Haram di Mekkah.
2. Arsitektur dari Empat Budaya
Di Masjid Prophet Mohammed, terdapat empat menara setinggi 63 meter di setiap sudut masjid serta kubah utama berukuran besar dengan beberapa kubah kecil di sekitarnya.
Di bagian dalam masjid, terdapat karpet bernuansa biru nan sejuk.
Tersedia pula pekarangan luas dengan sejumlah air mancur.
Untuk arsitekturnya sendiri, Masjid Prophet Mohammed mengombinasikan empat budaya, yakni langgam Arab, Persia, Asia Tengah dan Byzantium.
3. Teknologi Mutakhir
Masjid ini menggunakan desain berteknologi mutakhir.
Saat azan berkumandang, pencahayaan bagian luar masjid akan berganti mulai dari biru, hijau, merah, ungu dan warna lainnya.
Pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 2012.
Butuh waktu 7 tahun untuk menyelesaikan keseluruhan bangunan.
4. Diresmikan Langsung Putin
Dalam peresmiannya, Putin memberikan selamat kepada semua warga Chechnya.
Menurut Putin, penyelesaian proyek megah yang luar biasa ini betul-betul merupakan momen penting bagi penduduk Shali dan seluruh Republik Chechnya yang memeluk Islam.
"Masjid baru ini akan menjadi pusat penyebaran nilai-nilai Islam yang sejati dan abadi," ujar Putin.
"Masjid juga akan menjadi pusat kehidupan beragama dan budaya umat Islam di seluruh wilayah ini,” tambahnya.
Islam di Rusia
Rusia merupakan sebuah negara di Eropa Timur yang mayoritas penduduknya menganut agama Kristen Ortodoks.
Kendati demikian, Islam juga menjadi salah satu agama yang banyak dianut oleh warganya.
Bahkan, Islam menjadi agama terbesar kedua di Rusia setelah Kristen Ortodoks.
Pada 2018, umat Muslim di Rusia diperkirakan mencapai 28 juta jiwa, atau sekitar 20 persen dari total populasi Rusia.
Apabila menilik sejarahnya, Rusia memang menjadi salah satu kawasan di Eropa yang pernah menyaksikan era kejayaan Islam, selain Spanyol.
Masuknya Islam di Rusia
Umat Muslim pertama yang mendiami wilayah Rusia adalah masyarakat Dagestani, yang berasal dari Derbent, kota tertua di Rusia.
Mereka menjadi Muslim setelah penaklukan Arab pada sekitar abad ke-8.
Sedangkan kerajaan Islam pertama di Rusia adalah Bulgaria Volga atau Bulghar yang berdiri pada tahun 992.
Bulgaria Volga menjadi negara Islam karena adanya hubungan dengan Kekhalifahan Abbasiyah di Bagdad.
Hubungan itu terjalin ketika Raja Bulghar, Yiltuwar Almush, memutuskan untuk memeluk Islam dan mendapatkan nama baru, yakni Amir Ja'far ibn Abd Allah.
Setelah itu, Islam semakin berkembang luas di Rusia setelah Bulgaria Volga menaklukkan berbagai wilayah.
Selain Bulgaria Volga, ada pula Dinasti Golden Horde yang berada di tepi Sungai Volga, yang mengalir di bagian barat Rusia.
Setelah itu, muncul Kesultanan Kazan, yang lahir dari bekas Dinasti Golden Horde dan mengalami kemajuan pada abad ke-15, di bawah kekuasaaan Ulu Muhammad.
Namun pada 1552, riwayat Kesultanan Kazan berakhir setelah ditaklukkan oleh Ivan IV dari Ketsaran Rusia.
Sejak itu, Islam mengalami kemunduran di Rusia.
Periode dari penaklukan Ivan hingga masa kekuasaan Catherine Agung atau Yekaterina II pada 1762, membawa kemunduran yang signifikan terhadap Islam di Rusia.
Pasalnya, umat Muslim banyak dirugikan melalui kebijakan yang sarat akan diskriminasi dan penghancuran budaya Islam.
Namun, umat Muslim sangat dibutuhkan selama perang Rusia melawan Napoleon. Barulah pada masa Perang Dunia I (1914-1918), Muslim dibebaskan dari wajib militer.
Kemunduran umat Muslim di Rusia terus berlangsung hingga era Uni Soviet. Pemerintahan komunis sengaja menghambat perkembangan Islam, bahkan sebanyak 83 persen masjid di Rusia disebut ditutup pada era ini.
Di sisi lain, sejarah panjang Islam di Rusia menyisakan ajaran yang masih dianut oleh beberapa masyarakatnya.
Seperti di Dagestan dan Chechnya, dengan tradisi Sufisme yang kuat.
Selain itu, dalam perkembangannya, Al Quran pertama kali dicetak di Kazan pada 1801.
Islam di Rusia setelah era Uni Soviet
Islam kembali berkembang setelah Uni Soviet runtuh pada akhir 1991, dimulai dengan diizinkannya umat Muslim untuk beribadah ke Mekkah.
Pusat Kebudayaan Islam Rusia, yang mencakup sebuah madrasah (sekolah agama), dibuka di Moskwa pada 1991.
Pada 1995, Persatuan Muslim Rusia yang baru didirikan, dan dipimpin oleh Imam Mukaddas.
Organisasi ini mulai menyuarakan gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman antaretnis dan mengakhiri kesalahpahaman yang masih ada di Rusia tentang Islam.
Pada 1990-an, jumlah publikasi Islam di Rusia pun meningkat pesat. Perkembangan Islam di Rusia juga dibuktikan dengan banyaknya bangunan masjid, yang berjumlah sekitar 9.000 lebih.
Mayoritas umat Muslim di Rusia menganut Islam Sunni, serta terdapat dua mazhab yang dianut, yakni Mazhab Syafii dan Mazhab Hanafi.
Mazhab Syafii umumnya dianut oleh umat Islam di wilayah Kaukasus Utara, sementara wilayah di Rusia lainnya menganut Mazhab Hanafi.
Ada pula tiga organisasi Islam terbesar di Rusia, yakni Dewan Mufti Rusia, Administrasi Keagamaan Pusat, dan Pusat Koordinasi Muslim.
Pada 2018, penduduk yang beragama Islam di Rusia berjumlah sekitar 28 juta jiwa, yang tersebar di berbagai wilayah.
Daerah-daerah yang banyak dihuni orang Muslim di Rusia adalah Laut Hitam, Laut Kaspia, Avar, Adyghe, Balkar, Nogai, Chechnya, Circassian, Ingush. (tm)