Koordinator BEM SI Mahasiswa Universitas Riau, Kaharuddin
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Koordinator BEM SI, Kaharuddin mengeluarkan pernyataan kontroversial. Sebab, mahasiswa Univeritas Riau itu mengatakan kalau di zaman orde baru, kesejahteraan dan kebebasan itu bisa didapatkan oleh rakyat.
Kaharuddin mengatakan kesejahteraan dan kebebasan di rezim Jokowi tidak bisa bisa diperoleh rakyat.
Karena itu, kata Kaharuddin, mahasiswa melalui BEM SI menuntut Presiden Jokowi untuk mewujudukan janji-janji kampanye, salah satunya soal kesejahteraan dan kebebasan yang menurutnya bisa didapatkan di zaman Orde Baru.
Hotman Paris menanyakan apa tuntutan BEM SI di demo 11 April 2022
Saat berbedat di acara Hotroom di Metro TV, Hotman Paris sebagai pemandu acara menanyakan kepada Kaharuddin terkait apa sebenarnya tuntutan mahasiswa saat demo 11 April 2022.
"Anda mahasiswa juga menuntut janji kampanye dari Jokowi dipenuhi yang mana yang Anda merasa belum dipenuhi?," tanya Hotman Paris seperti dilansir Hops.ID dari kanal Youtube metrotvnews pada Sabtu, 16 April 2022.
"Ya pertama 12 tuntutan terkait pelemahan KPK, itu kan ada 12 tuntutan kita. Dan hari ini kenapa di 6, kami ingin menyampaikan, presiden jangan fokus di pesta demokrasi di tahun 2024, ataupun pembantu presiden yakni menteri-menterinya," jawab Kaharuddin.
Aliansi BEM SI turun aksi di DPR, sedangkan BEM Nusantara yang ketemu Wiranto cuma keluarkan rilis tolak naik BBM (Instagram @srotyrakyat_)
Karena tak puas dengan jawaban Kaharuddin Hotman Paris kemudian mencecarnya, "Jadi, janji kampanye yang mana yang perlu difokuskan?," tanya Hotman Paris lagi.
"Ya silahkan dilihat kembali visi misinya, janji-janjinya," jawab Kaharuddin.
Karena dinilai masih tak jelas Hotman Paris kemudian kembali bertanya,
"Ya itu apa? Anda masih ingat enggak apa? Kan Anda menuntut, Anda harus tahu donk," kata dia.
Koordinator BEM SI sebut di Orde Baru rakyat dapat kesejahteraan dan kebebasan
Kaharuddin kemudian membandingkan soal kesejahteraan di masa orde lama, orde baru dan saat ini.
"Tentang kesejahteraan, hari ini contoh misalnya di orde lama, kita peroleh yang namanya kebebasan tapi kesejahteraan tidak, orde baru kita peroleh kebebasan, kesejahteraan kita punya. Hari ini yang ingin kita tanyakan adalah, apakah kita peroleh kesejahteraan? apakah kita peroleh kebebasan?," tanya Kaharuddin.
Mendengar pernyataan itu mantan Aktivis 98 Masinton Pasaribu langsung melontarkan bantahan. Dia menegaskan bahwa kesejahteraan di masa orde baru hanya milik segelintir orang atau semu.
Terlebih masalah kebebasan bahkan lebih parah dari saat ini, karena itu aktivis 98 memperjuangkannya hingga terjadi peristiwa demo besar 1998.
Aktivis 1998 langsung mengkoreksi pernyataan Kaharuddin
"Sebentar, karena tadi kan Anda bilang zaman orde baru, kebebasan ada, kesejahteraan ada. Itu saya rasa, tolong diralat," tegas Masinton.
"Orde baru itu tidak ada yang namanya kebebasan, kesejahteraannya semu gituloh. Jadi maksud saya teman-teman mahasiswa juga harus objektif. Karena kebebasan tidak ada dalam masa orde baru, makanyalah kami dan teman-teman tahun 97-98 menentang itu, memperjuangkan adanya demokrasi," tuturnya.
Hotman Paris pun lalu menyarankan agar Kaharuddin banyak belajar dari senior-seniornya yang merupakan aktivis 98.
"Jadi kayaknya mahasiswa ini perlu belajar dari yang senior," pinta Hotman Paris. (tm)