Serangan Rusia ke Ukraina terus berlanjut
TRANSKEPRI.COM.JAKARTA- Ukraina menyatakan serangan baru Rusia di Donbas, Ukraina timur telah dimulai menyusul agresi yang masih terus berlanjut.
Kabar tersebut diungkap Penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, Vadym Denysenko, saat wawancara dengan media televisi pada Senin (11/4).
Ia kemudian berujar," Kami harus memahami ini. Itu tidak akan terulang seperti 24 februari saat serangan udara dan ledakan pertama dimulai dan kami menyatakan 'perang telah dimulai. Serangan besar sesungguhnya telah dimulai.""Dari pengamatan saya serangan besar [di timur ukraina] ini telah dimulai," kata Denysenko seperti dikutip CNN.
Pejabat Ukraina dan Barat sebelumnya menyatakan pasukan Rusia telah menyusun ulang strategi untuk menggempur ibu kota Kyiv dan mengambil alih.
Donetsk dan Luhansk merupakan wilayah di Ukraina timur yang dikuasai kelompok separatis pro-Moskow."Pasukan Rusia tengah menghitung pasukannya. Mereka terus mengerahkan kembali pasukan dan persenjataan ke wilayah Donetsk dan Luhansk," kata Denysenko.
"Ya, masih belum ada pertempuran besar yang ramai diperbincangkan belakangan ini. Tapi secara umum, kami akan bilang serangan telah dimulai."
Denysenko melaporkan ledakan terjadi di Dnipropetrovsk pada Minggu (10/4) malam waktu setempat. Ledakan juga terjadi di kota terbesar kedua Ukraina, Kharkhiv.
Kepala Militer Distrik Luhansk, Serhii Haidaii, mengatakan otoritas Ukrainia tengah mengatur penambahan jalur evakuasi di Donbas.
Kereta evakuasi dari Donetsk dan Luhansk dijadwalkan pada hari ini, Senin (11/4).
Sebelumnya, negara Barat menyatakan Rusia tengah menyusun ulang strategi untuk melakukan serangan baru diUkraina, terutama di wilayah timur.
Beberapa waktu lalu, tentara Rusia juga mengklaim akan fokus di timur Ukraina.Jika urusan di Ukraina timur sudah selesai pasukan Rusia dilaporkan akan kembali membombardir Kyiv dan mengambil alih.
Ukraina masih berada dalam gempuran Rusia usai pengumuman invasi ke negara itu pada 24 Februari.
Hari-hari setelah itu, ledakan dan pertempuran terus terjadi hingga menimbulkan korban jiwa.
Upaya untuk menghentikan perang sudah mereka tempuh dengan jalur negosiasi. Namun, beberapa kali dialog itu tak menuai hasil signifikan. (tm)