Wakil Bupati Anambas, Wan Zuhendra saat memimpin rapat rembug stunting
TRANSKEPRI.COM.ANAMBAS- Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) Wan Zuhendra membuka acara rembug Stunting Tingkat KKA, Jumat (26/3/2022).
Wabup Anambas menyampaikan,
Sebagaimana diketahui bersama stunting adalah kondisi gagalnya pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga anak lebih pendek dari anak normal se-usianya dan memiliki keterlambatan dalam berfikir.
"Oleh karena itu, stunting sangat penting untuk dicegah karena dampak stunting sangat sulit untuk diperbaiki dan dapat merugikan masa depan seorang anak,"ujar Wan.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ,(PDIP) menambahkan, stunting tidak hanya tentang tinggi badan yang kurang, tetapi juga tentang masa depan yang tidak cemerlang, stunting juga ada kaitannya dengan perkembangan otak yang kurang maksimal.
Hal ini lanjut Suami Idarwati, menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang dibawah rata-rata dan bisa berakibat pada prestasi anak di sekolah. Persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional, dan untuk tahun 2022 ini, Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2022 menjadi salah satu lokus stunting bersama 154 Kabupaten/ Kota lainnya di Indonesia. Menurut WHO, batasan prevalensi stunting suatu wilayah adalah
sebesar 20 persen.
"Secara nasional prevalensi stunting menurun dari 30,8 persen menjadi 27,7 persen pada Tahun 2019. Meskipun sudah menurun, tetapi masih jauh dari batasan WHO. Prevalensi stunting Provinsi Kepri Tahun 2020 sebesar 7,21 persen, sedangkan Kabupaten Kepulauan Anambas pada Tahun 2022 ini adalah sebesar 9,67 persen,"ucapnya.
Masih kata Ayah dari dari Waj Rafii Rafata itu, Tingkat prevalensi stunting yang masih tinggi perlu segera kita atasi bersama. Baik Pemerintah Kabupaten maupun pemerintah desa, individu, komunitas, Perguruan Tinggi, CSR Perusahaan dan swasta harus bersinergi, berkolaborasi dan bersatu dalam usaha penanggulangan stunting di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Berbagai upaya dan intervensi telah dilakukan Pemerintah Daerah untuk mencegah terjadinya stunting baik itu intervensi gizi sensitif maupun intervensi gizi spesifik antara lain; Pengukuran dan Penimbangan Balita di Posyandu, Pemberian Vitamin A untuk Balita, Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil dan Kekurangan Energi Kronis, Peningkatan Ketahanan Pangan sebagai upaya mencukupi kebutuhan gizi masyarakat dan peningkatan angka makan sayur, Pendidikan tentang pengasuhan anak melalui PAUD, Sanitasi dan Air bersih, serta program Keluarga Harapan. Upaya-upaya tersebut tidak akan bisa terlaksana dengan baik tanpa adanya sinergitas dan kolaborasi.
"Dapat saya tegaskan kembali bahwa upaya pencegahan stunting tidak cukup hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan saja, tetapi juga menjadi kewajiban kita semua, baik secara individu, kelompok maupun organisasi ataupun kembaga, karena tingkat keberhasilan program stunting sangat dipengaruhi oleh sektor non kesehatan, dengan proporsi dukungan mencapai 70 persen,"terangnya.
Pada kesempatan itu Wan mengharapkan kepada Para Camat agar memfasilitasi dan mengkoordinir desa dan kelurahan. Pastikan kegiatan untuk penurunan dan pencegahan stunting di tingkat desa dan kelurahan mendapat alokasi anggaran lewat Dana Desa/ Kelurahan, melalui 5 (lima) paket layanan pokok yaitu: Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA); Konseling Gizi Terpadu; Perlindungan Sosial; Sanitasi dan Air Bersih serta Layanan Pendidikan Anak Usia Dini.
Selain itu para Camat dan Kepala Puskesmas, serta Kepala Desa agar memastikan kegiatan pengukuran dan penimbangan balita di Posyandu tetap berjalan dengan baik.
"Pada kesempatan ini saya sampaikan bahwa untuk desa-desa yang tinggi angka stuntingnya agar lebih proaktif untuk melakukan inovasiinovasi sehingga bisa menurunkan angka stunting sesuai dengan yang diharapkan,"tandasnya.(002)