Virus corona yang mewabah di China dikhawatirkan ikut mengancancam rencana produksi iphone murah atau iPhone SE 2 (iPhone 9). Foto/Ist
TRANSKEPRI.COM. BEIJING - Wabah Coronavirus saat ini sedang melanda China dan sekitar 56 kasus dikonfirmasi di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia [WHO] pun merevisi klasifikasi virus sebagai risiko tinggi bagi kemanusiaan.
Beberapa perusahaan di negara itu sudah mengumumkan langkah-langkah untuk menghindari penyebaran virus lebih lanjut. Pemerintah China sendiri membatalkan perayaan Tahun Baru Imlek.
Dampak dari virus ini juga berimbas pada industri seluler. Menurut laporan, wabah Coronavirus mengancam produksi handphone murah dari Apple, yakni iPhone 9/iPhone SE 2. Handset ini sendiri dijadwalkan datang pada bulan Maret dan banyak laporan menunjukkan produksi massal akan dimulai pada Februari.
Laman Giz China melaporkan, China melakukan tindakan karantina dan pembatasan perjalanan untuk mengekang penyebaran virus. Selain itu, beberapa perusahaan menyarankan pekerja untuk tinggal di rumah. Menurut beberapa analis, hal itu kemungkinan akan mempengaruhi rantai pasokan Apple.
Coronavirus adalah keluarga virus yang dapat menyebabkan apa pun, dari flu biasa hingga flu dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS). Yang terakhir menghasilkan lebih dari 700 kematian di lebih dari 17 negara.
Menurut Nikkei Asian Review, virus telah menyebar ke Provinsi Hubei. Wilayah ini sangat dekat dengan pusat-pusat manufaktur Apple besar.
Pemasok memperingatkan bahwa laju produksi akan menjadi rumit oleh wabah di Provinsi Hubei, China. Setelah semua, pusat-pusat manufaktur utama berada di provinsi Henan dan Guangdong di dekatnya. Karena itu, wabah virus dapat memengaruhi jadwal produksi yang sudah direncanakan.
"Saya tidak bisa membayangkan skenario di mana rantai pasokan tidak terganggu," kata analis industri veteran Patrick Moorhead dari Moor Insights & Strategy. "Jika ada satu masalah besar dalam bahan baku, fabrikasi, perakitan, pengujian, dan pengiriman, itu akan menjadi gangguan."
Apple biasanya meluncurkan iPhone high-end baru sekitar bulan September, sehingga virus tidak mungkin memiliki dampak yang berarti pada rencana tersebut. Namun perusahaan juga bersiap untuk memulai produksi massal iPhone murah baru pada bulan Februari, yang lebih risiko.
"Gangguan rantai pasokan adalah kekhawatiran jika membatasi karyawan di seluruh Foxconn dan hub manufaktur komponen lainnya di China," timpal analis Dan Ives dari Wedbush Securities Inc.
"Jika wabah China menjadi lebih menyebar, ini akan berdampak negatif pada rantai pasokan. Itu bisa menimbulkan kekhawatiran besar bagi investor,” katanya lagi
Pengaruhi Produksi iPhone 11 dan AirPods
Kombinasi produksi model baru dan peningkatan 10% dalam pembuatan iPhone 11 untuk memenuhi permintaan berimbas pada rantai pasokan Apple yang luar biasa sibuk musim ini. Selain itu, Apple juga menghadapi permintaan besar untuk AirPods. Oleh karena itu, gangguan dalam produksi massal dapat sangat mempengaruhi ketiga produk tersebut.
Apple biasanya menggunakan sumber ganda untuk sebagian besar komponen dan operasi perakitan. Perusahaan telah secara geografis menyebar operasinya sehingga dapat mengurangi beberapa risiko.
Menurut Foxconn, mereka memiliki langkah darurat dan akan memenuhi permintaan Apple. Namun, jika pemerintah memerintahkan penghentian pabrik untuk membatasi penyebaran virus, dampaknya tidak dapat diprediksi. Karena alasan itu, ancaman atas produksi iPhone 9 dapat dipercaya bisa terjadi. (ssb)